Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) membatalkan pembelian kembali (buyback) obligasi global (senior notes) dengan target hingga Rp1 triliun. Lembaga pemeringkat international, Fitch Ratings pun menaikkan peringkat jangka panjang APLN menjadi CC dari sebelumnya C.
Fitch juga menaikkan peringkat obligasi senior APLN senilai US$131,96 juta dengan kupon 5,95% yang jatuh tempo pada 2024 menjadi CC dari C dengan peringkat pemulihan RR4. Obligasi ini semula akan dibeli kembali oleh APLN. Namun, selama proses tender offer, tidak ada pemegang obligasi tersebut yang menerima penawaran untuk di-buyback oleh APLN.
Sementara itu, Fitch tidak menaikkan atau mengembalikan peringkat jangka panjang dan utang APLN ke peringkat sebelum tender offer lantaran Fitch masih berkeyakinan terdapat potensi gagal bayar pada obligasi global APLN.
Sebagai informasi, pembatalan tender offer menunjukkan terbatasnya minat investor dan kemampuan APLN untuk membeli senior notes pada harga yang jauh di atas harga dasar terendah yang diajukan sebesar US$600 per setiap nilai nominal US$1.000 obligasi.
Fitch berkeyakinan hal ini akan meningkatkan kemungkinan APLN melakukan restrukturisasi senior notes seiring dengan semakin dekatnya tanggal jatuh tempo di tengah semakin sempitnya opsi pembayaran.
“Peningkatan likuiditas perseroan yang signifikan dan berkelanjutan dapat menjadi faktor bagi Fitch untuk melakukan tindakan pemeringkatan positif atau peningkatan peringkat,” kata Sekretaris Perusahaan APLN, F Justini. Omas, dalam keterangan di Bursa Efek Indonesia, dikutip Rabu (29/11/2023).
Baca Juga
Di sisi lain Fitch bisa melakukan tindakan pemeringkatan negatif atau penurunan peringkat bila terjadi wanprestasi, atau bila proses serupa wanprestasi telah terjadi, termasuk jika APLN mengumumkan penukaran utang yang tertekan (distressed debt exchange).
Pemeringkatan negatif juga dapat terjadi jika APLN memasuki masa tenggang setelah terjadi keterlambatan pembayaran atas suatu kewajiban finansial yang material.
Berdasarkan keterangan Fitch, APLN memiliki pilihan terbatas untuk membayar kembali obligasi global US$132 juta tersebut setelah menjual sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel kepada investor selama beberapa tahun terakhir untuk mengurangi utang dan mendanai kebutuhan operasionalnya.
APLN, menurut catatan Fitch, mempunyai dua properti yang belum dijaminkan, senilai sekitar Rp3,1 triliun setara US$195 juta, yang didasarkan pada saham perusahaan. Aset-aset ini dapat dijual atau dijadikan jaminan atas pinjaman baru.
“Namun menurut kami kepemilikan sebagian APLN atas aset-aset ini memaparkan kedua opsi ini terhadap risiko eksekusi yang material,” kata Fitch.
Fitch memperkirakan pra-penjualan bersih konsolidasi APLN, tidak termasuk penjualan massal, akan turun sekitar 20% menjadi Rp1,3 triliun pada 2023, dari tahun 2022 senilai Rp1,7 triliun, di tengah tingginya pembatalan yang terus berlanjut, meskipun lebih lambat dibandingkan kuartal IV/2022 .
Prapenjualan konsolidasi APLN turun 46% yoy menjadi Rp933 miliar pada sembilan bulan 2023. Pembatalan terbanyak terjadi di dua proyek terbesar APLN, Podomoro City Medan dan Podomoro Park Bandung.