Bisnis.com, JAKARTA – Emiten migas PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) memproyeksikan harga minyak bumi berada di level US$88 per barel. Pandangan ini membuat emiten Happy Hapsoro yakin kinerja keuangan lebih baik sepanjang 2023.
Direktur Rukun Raharja Oka Lesmana mengatakan RAJA optimis dengan kenaikan pendapatan dan laba bersih baik tahun ini maupun tahun depan. Keyakinan peningkatan kinerja keuangan ditopang oleh kenaikan harga minyak dunia serta proyek-proyek baru yang diharapkan dapat memberikan kontribusi.
“RAJA melihat dari sisi sustainability, jadi baik dari sisi revenue dan profit kami optimis bahwa nanti dalam tahun ini dan tahun depan profitabilitas RAJA akan membaik,” kata Oka dalam konferensi pers public Expose 2023, Selasa (28/11/2023).
Adapun Oka mengatakan hingga akhir tahun RAJA memproyeksikan harga minyak bumi dapat mencapai US$88 per barel. Sementara untuk tahun depan, harga minyak bumi diprediksi berada di level US$80 per barel.
Pandangan ini salah satunya didasari oleh adanya eskalasi konflik Timur Tengah. Menurut Oka kejadian besar di Timur Tengah tentunya itu akan memberikan dampak terhadap harga komoditas baik positif ataupun negatif.
Selain itu, kondisi makro ekonomi juga turut menjadi sentimen yang mempengaruhi kinerja keuangan RAJA. Misalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, inflasi global dan kebijakan suku bunga BI dan The Fed.
Baca Juga
Sementara itu, terkait dengan belanja modal hingga saat ini RAJA telah menghabiskan capex sekitar US$41 juta dari seluruh capex yang dianggarkan sebesar US$50 juta sepanjang tahun 2023. Sementara untuk tahun depan, rencananya RAJA akan menganggarkan capex lebih besar hingga 20% dari belanja modal tahun ini.
Adapun per September 2023, RAJA mencatatkan pendapatan sebesar US$110,96 juta atau setara dengan Rp1,71 triliun (kurs jisdor Rp15.487). Capaian tersebut naik 23,27% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$87,87 juta.
Kenaikan pendapatan tersebut disebabkan adanya segmen jasa pengangkutan minyak sebesar US$23,59 juta yang pada kuartal III/2023 tidak ada. Selain itu, pendapatan masih didominasi oleh penjualan gas sebesar US$71,84 juta, operating maintenance sebesar US$5,75 juta, toll fee sebesar US$5,55 juta, gas compressor US$1,36 juta dan lain-lain US$2,85 juta.
Total pendapatan RAJA dari PT Pertamina Gas (Persero) sebesar US$23,59 juta dan PT PLN (Persero) sebesar US$22,74 juta, masing-masing pihak ketiga ini berkontribusi sebesar 21,26% dan 20,50% dari jumlah pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2023.
Sementara itu, beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$81,18 juta atau setara dengan Rp1,25 triliun. Beban tersebut ikut naik sebesar 10,26% seiring dengan pendapatan yang bertambah. Adapun beban paling besar dikontribusi oleh beban pembelian gas sebesar US453,17 juta, beban penyusutan sebesar US$8,93 juta, beban distribusi dan transportasi sebesar USR 4,36 juta dan lain-lain.
Adapun laba kotor tercatat sebesar US$29,77 juta atau setara dengan Rp461,17 miliar. Capaian tersebut melambung 109,07% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$14,24 juta.
Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$11,50 juta setara Rp178,18 miliar atau naik 150,36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$4,57 juta.