Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tembus US$2.000 Kenaikan Suku Bunga The Fed Berpotensi Turun

Harga emas melampaui level US$2.000 per troy ons karena ekspektasi pasar terharap penurunan suku bunga oleh The Fed
Pegawai menunjukan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA –  Harga emas melampaui level US$2.000 per troy ons karena ekspektasi pasar terharap penurunan suku bunga oleh The Fed pada Mei mendatang.

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan faktor yang mendasari lonjakan ini adalah melemahnya dolar AS, dipicu oleh spekulasi jeda bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

Menurut Fischer  kenaikan harga emas terkait erat dengan spekulasi bahwa The Fed telah menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga. Para analis memperkirakan bahwa The Fed berpotensi menurunkan suku bunga pada Mei tahun depan, memicu ekspektasi kenaikan harga emas di atas US$2.000.

Dalam prediksinya ia mengatakan, penguatan terhadap emas (XAUUSD) memiliki kecenderungan untuk tetap tinggi. Sebab, tren ini masih berada dalam pola kenaikan.

"Berdasarkan trend juga masih mendukung untuk kenaikan, dan belum ada tanda-tanda pembalikan yang cukup besar, mungkin hanya dalam jangka pendek bukan dalam garis besar," tambah Fischer, Senin (27/11/2023).

Para analis menyatakan bahwa, lemahnya data ekonomi minggu ini membuat The Fed lebih cenderung mengambil sikap dovish, mendukung potensi kenaikan harga emas pada tahun 2024. Streible menekankan bahwa indeks Dolar yang melemah memainkan peran kunci dalam dinamika ini.

Commerzbank memproyeksikan penurunan suku bunga pertama pada pertengahan tahun depan, memberikan dorongan tambahan bagi harga emas untuk terus naik di atas US$2.000. Meskipun para pedagang memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga pada Desember mendatang, peluang penurunan suku bunga sebesar 64% pada Mei 2024, menurut FedWatch Tool dari CME, memberikan sinyal positif bagi pasar emas.

Fischer mengingatkan bahwa pergerakan harga emas akan terus dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed. Meskipun tidak ada prediksi perubahan signifikan dalam jangka pendek, kepastian bahwa bank sentral AS bersedia menurunkan suku bunga dapat menjadi pendorong kenaikan harga emas.

Harga emas memiliki keterkaitan yang kuat dengan perubahan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga dapat memperkuat Dolar AS dan imbal hasil US Treasury, menurunkan daya beli emas. Di sisi lain, suku bunga yang lebih rendah dapat melemahkan Dolar AS, meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi. Emas, tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik saat imbal hasil US Treasury rendah.

Dengan demikian, pelaku pasar perlu memantau perkembangan The Fed dan indikator ekonomi untuk memahami dinamika yang mempengaruhi harga emas. Perubahan dalam kebijakan suku bunga dapat membawa dampak signifikan pada pasar emas, menciptakan peluang dan risiko bagi para investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper