Bisnis.com, JAKARTA – Kekayaan Otto Toto Sugiri menembus US$2,8 miliar atau setara Rp43,64 triliun (kurs jisdor Rp15.587) di saat saham koleksinya PT Indointernet Tbk. (EDGE) dan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) menguat signifikan dalam perdagangan sepekan.
Mengutip data Forbes Real Time Billionares, kekayaan Otto Toto Sugiri menembus US$2,8 miliar atau setara Rp43,64 triliun per Sabtu (25/11/2023), padahal tiga hari sebelumnya kekayaan Otto tercatat sebesar US$2,2 miliar atau setara Rp34,26 triliun.
Dua saham koleksi Otto melesat dalam seminggu perdagangan, bahkan EDGE memposisikan diri sebagai saham paling moncer dan berada di urutan teratas top gainers.
Selama sepekan perdagangan EDGE naik 92,55% dibandingkan posisi Jumat sebelumnya. Kenaikan signifikan ini membuat saham EDGE parkir di level Rp9.050 per saham. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp18,28 triliun.
Sementara itu, Otto sendiri menggenggam saham EDGE sebanyak 16,56% atau sebanyak 66.898.100 saham. Dengan mengasumsikan jumlah saham dan kenaikan hingga Rp4.350 per saham maka unrealized gain Otto sekitar Rp291 miliar.
Jika dilihat dari kinerja keuangan, EDGE mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari Rp111,87 miliar, naik 59,59% menjadi Rp 178,54 miliar sampai September 2023.
Baca Juga
Kenaikan tersebut menjadikan laba per saham sebelum stock split naik dari Rp112,02 menjadi Rp178,56 per saham. Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan dari Rp609,16 miliar menjadi Rp698,47 miliar sampai kuartal III-2023. Laba bruto naik dari Rp192,01 miliar menjadi Rp230,98 miliar.
Kemudian saham DCII berada di level Rp53.600 per saham. Sepanjang sepekan perdagangan, saham DCII naik 54,91% dari perdagangan Jumat pekan lalu di level Rp34.600. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp127,77 triliun.
Otto mengempit 29,90% saham atau sekitar 712.784.905 lembar. Dengan mengasumsikan kenaikan harga sepekan dan jumlah saham maka keuntungan Otto mencapai Rp13,54 triliun.
Sementara itu, Pendapatan DCII naik 28,25% secara tahunan dari Rp747,09 miliar pada kuartal III/2022, menjadi Rp958,13 miliar pada kuartal III/2023. Pendapatan ini disumbang oleh pendapatan colocation sebesar Rp907 miliar, atau naik 28,14% dari Rp707,8 miliar. Pendapatan dari DCII juga dikontribusikan dari pendapatan lain-lain senilai Rp51 miliar, naik 30,1% dari Rp39,2 miliar.
Naiknya pendapatan ini turut membuat beban pokok pendapatan DCII meningkat menjadi 19,95% secara tahunan menjadi Rp387,7 miliar, dari Rp323,2 miliar. Meski beban naik, laba bruto DCII juga turut meningkat menjadi Rp570,3 miliar.
Laba bruto ini naik 34,58% secara year-on-year (yoy) dari Rp423,8 miliar. Dengan kinerja tersebut, laba bersih DCII ikut terangkat naik menjadi Rp370,4 miliar pada kuartal III/2023. Laba bersih ini naik 45,84% secara tahunan dari Rp253,9 miliar.