Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir (20-24/11/2023), mencatatkan net buy oleh investor asing mencapai Rp1,24 triliun.
Berdasarkan data statistic Bursa Efek Indonesia, investor asing tercatat melakukan pembelian saham sebanyak Rp16,14 triliun yang meliputi 23,3 triliun saham. Sementara itu mereka juga melakukan penjualan sebanyak Rp14,9 triliun yang mencakup 18,39 triliun saham.
Beberapa saham terpantau menjadi idola bagi investor asing seperti saham BBRI, BBNI, ARTO dan UNVR.
Selain itu, peningkatan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata volume transaksi harian saham, yaitu sebesar 29,18% menjadi 21,88 miliar lembar saham dari 16,94 miliar lembar saham pada pekan yang lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian saham pekan ini turut mengalami peningkatan sebesar 10,89% menjadi Rp9,57 triliun dari Rp8,63 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian saham meningkat sebesar 4,35% menjadi 1.123.494 kali transaksi dari 1.076.690 pada pekan yang lalu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan ini berhasil kembali di level psikologis 7.000, tepatnya ditutup pada level 7.009,631 atau mengalami kenaikan sebesar 0,46% dari level 6.977,668.
Baca Juga
Kapitalisasi pasar saham pekan ini juga turut meningkat sebesar 0,17% menjadi Rp11,05 triliun dari Rp11,04 triliun pada pekan sebelumnya. Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih saham sebesar Rp943,48 miliar, dan sepanjang tahun 2023 investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih saham sebesar Rp14,24 triliun.
Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan peluang bagi IHSG menembus rekor kapitalisasi pasar baru masih ada dan terbuka. Apalagi, lanjutnya, terdapat peluang window dressing dari perbaikan kinerja emiten-emiten di pasar modal.
"Bila menilik kinerja emiten yang membuat peluang window dressing itu ada. Tentu hal ini akan mendorong kapitalisasi pasar ke depannya," kata Nico, dikutip Kamis (23/11/2023).
Dia melanjutkan, kondisi pasar di tahun depan didukung oleh sentimen positif khususnya secara global, dan didukung oleh pemilu yang aman dan kondusif, hal ini juga akan mendorong keyakinan bagi calon perusahaan tercatat untuk melantai yang bisa menaikkan kapitalisasi pasar IHSG.
Namun, kata Nico, beberapa IPO juga akan menunggu siapa pemimpin berikutnya. Oleh sebab itu, potensi bagi kapitalisasi pasar IHSG mencetak rekor baru tersebut masih ada, tetapi harus memperhatikan sentimen yang ada.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan secara tren, kapitalisasi pasar IHSG akan cenderung meningkat.
"Tahun lalu saja Rp9.000 triliun, saat ini Rp11.000 triliun. Jadi kenaikannya juga cukup signifikan untuk tren kenaikan kapitalisasi pasar," ujar Nafan.
Selain itu, kata Nafan, kenaikan market cap IHSG akan ditunjang oleh emiten yang melakukan IPO. Menurut Nafan, masih ada peluang bagi IHSG meningkatkan kapitalisasi pasarnya.
"Masih memungkinkan peningkatan kapitalisasi pasar ke Rp12.000 triliun meskipun kita menghadapi pemilu. Tren IPO yang akan datang juga bisa membantu peningkatan kapitalisasi pasar ini," tuturnya.
Dia melanjutkan, ketika Indonesia menghadapi Pemilu yang panjang, selama pemerintah masih mampu menjaga stabilitas keamanan, maka tren kenaikan IPO maupun tren peningkatan market cap akan cenderung positif.
"Bisa jadi rekor baru tercapai. Karena dari tren historisnya kapitalisasi pasar kita selalu mencapai rekor tiap tahun," ujarnya.