Bisnis.com, JAKARTA – Dua direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengajukan pengunduran diri dari jabatannya pada November ini, setelah Presiden Direktur UNVR Ira Noviarti melepas kursi kepemimpinannya pada Oktober lalu.
Direktur dan Sekretaris Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengatakan pada 23 November 2023, Shiv Sahgal dan Sandeep Kohli mengajukan pengundaran diri dari posisi direktur, sehubungan dengan alasan pribadi, yang akan berlaku efektif sejak disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Pengunduran diri tersebut akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 19 Desember 2023,” kata Nurdiana dalam keterbukaan informasi, Jumat (24/11/2023).
Sebagai informasi, pengumuman pengunduran diri Shiv Sahgal dan Sandeep Kohli hanya berselang sebulan dari pengumuman resign Ira Noviarti, yang juga menggunakan alasan pribadi.
Ira Noviarti diangkat sebagai presdir UNVR melalui RUPS Luar Biasa pada 25 November 2020, yang efektif pada 1 Desember 2020.
Para pemegang saham mayoritas UNVR pun berencana untuk mengusulkan Benjie Yap untuk menggantikan posisi Ira Noviarti. Benjie Yap merupakan petinggi Unilever Filipina yang telah bekerja untuk Unilever selama dua dekade lebih.
Baca Juga
Manajemen memastikan tidak ada dampak yang signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan akibat pengunduran diri direktur.
Pada bagian lain, UNVR berencana membagikan dividen interim senilai Rp63 per saham atau secara total Rp2,40 triliun pada Desember 2023. Dividen interim tersebut turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dalam pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Unilever Indonesia akan membagikan dividen interim Rp63 per saham. Sebagai pembanding tahun lalu, UNVR membagikan dividen interim sebesar Rp69 per saham atau total Rp2,63 triliun.
UNVR tetap berkomitmen membagikan dividen sekalipun perseroan mengalami tekanan pada laba dan penjualan kuartal III/2023. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, Unilever mengantongi laba bersih sebesar Rp4,18 triliun.
Capaian tersebut turun 9,16 persen dibandingkan dengan Januari–September 2022 yang kala itu mencapai Rp4,61 triliun. Penurunan laba ini dipicu oleh penurunan pada penjualan bersih sepanjang Januari–September 2023.
Selama periode ini, UNVR mengakumulasi penjualan bersih sebesar Rp30,50 triliun atau 3,28 persen lebih rendah daripada kurun yang sama pada 2022 sebesar Rp31,53 triliun.
Secara rinci, turunnya penjualan perseroan terjadi di seluruh segmen. Segmen home care, misalnya, melemah 4,39% year-on-year (YoY) menjadi Rp19,92 triliun. Adapun segmen makanan dan minuman meraih penjualan Rp10,58 triliun atau turun 1,11% YoY.
Meski masih bergulat dengan penurunan laba dan penjualan, kinerja UNVR sejatinya telah menunjukkan perbaikan jika dibandingkan semester I/2023. Pada periode ini, laba UNVR tergerus 19,6% sementara penjualan bersih turun 5,5%.
Jika dikomparasikan secara kuartalan, kinerja UNVR juga menunjukkan pemulihan. Selama periode Juli-September 2023, penjualan bersih mencapai Rp10,2 triliun dengan pertumbuhan penjualan domestik 3,3% quarter-on-quarter (QoQ) dan volume domestik naik 4,3% QoQ.