Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Alat Berat United Tractors (UNTR) Turun, Alarm Harga Komoditas dan Efek Pemilu 2024

PT United Tractors Tbk. (UNTR) memperkirakan penjualan alat berat menurun pada 2024 karena melandainya harga komoditas dan penantian Pemilu 2024.
Annisa Kurniasari Saumi,Artha Adventy
Jumat, 24 November 2023 | 11:21
Alat berat merek Komatsu. PT United Tractors Tbk. (UNTR) memperkirakan penjualan alat berat menurun pada 2024 karena melandainya harga komoditas dan penantian Pemilu 2024. Istimewa
Alat berat merek Komatsu. PT United Tractors Tbk. (UNTR) memperkirakan penjualan alat berat menurun pada 2024 karena melandainya harga komoditas dan penantian Pemilu 2024. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) menargetkan penjualan alat berat hingga 4.000 unit sepanjang 2024. Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan target 2023 sebanyak 5.800-6.000 unit karena harga komoditas yang melandai. 

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan target tersebut lebih rendah dibandingkan target 2023 disebabkan oleh perkiraan kebutuhan alat berat dan harga komoditas khususnya batu bara sudah mulai melandai. 

Memang kalau tahun depan kami perkirakan dia akan lebih rendah sih dari tahun ini. Karena harga komoditas, khususnya batu bara sudah mulai melandai. Kemudian alat berat sudah banyak kami penuhi tahun ini,” kata Sara saat ditemui di Jakarta, Kamis (23/11/2023). 

Sara juga menjelaskan hajatan Pemilu 2024 memengaruhi permintaan dan kebutuhan alat di sektor konstruksi infrastruktur. Dampak ini memang tidak terlalu besar berpengaruh ke penjualan alat berat, tetapi permintaan cenderung tertunda hingga menunggu Pemilu selesai. 

Seperti yang diketahui, UNTR menargetkan penjualan alat berat sepanjang 2023 sebanyak 5.800 unit hingga 6.000 unit.

Kemudian jika melihat laporan keuangan kuartal III/2023, UNTR mencetak pendapatan bersih sebesar Rp97,59 triliun. Pendapatan bersih ini meningkat 6,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp91,53 triliun.  

Masing-masing unit usaha yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas, industri konstruksi, dan energi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 29%, 40%, 25%, 4%, 2%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian. 

Sementara itu, laba bruto UNTR meningkat sebesar 2% dari Rp25,3 triliun menjadi Rp25,7 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk atau laba bersih UNTR turun sebesar 3% menjadi Rp15,3 triliun, dari Rp15,9 triliun akibat kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing. 

Sementara itu, UNTR membukukan penurunan penjualan alat berat Komatsu pada Oktober 2023. UNTR mencatatkan penjualan 4.692 unit Komatsu pada 10 bulan 2023.

Dalam laporan bulanannya, UNTR membukukan penjualan alat berat Komatsu per Oktober 2023 sebanyak 4.692 unit atau turun 7,76% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5.087 unit. Penjualan alat berat Komatsu didorong oleh permintaan dari sektor pertambangan dan konstruksi.   

Dari total keseluruhan penjualan alat berat, sebesar 62% diserap sektor pertambangan, 16% diserap sektor konstruksi, 13% diserap sektor kehutanan, dan sisanya sebesar 9% ke sektor perkebunan.  

Total pangsa pasar Komatsu per September 2023 adalah sebesar 30%, turun dari bulan sebelumnya 31%. Adapun per Oktober 2023, penjualan Komatsu mencapai 327 unit, turun dari September 2023 sebesar 414 unit.  

Penjualan Komatsu pada September 2023 didominasi oleh sektor tambang 49%, konstruksi 27%, agro 13%, dan kehutanan sebesar 11%.

Lalu, unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 16,81% menjadi 109,8 juta ton per Oktober 2023, dari sebelumnya 94 juta ton pada 10 bulan 2022. 

Volume pekerjaan pengupasan lapisan tanah (overburden removal/ OB) naik 24,92% menjadi 968,1 juta bank kubik meter (bcm) dari sebelumnya 775 juta bcm per Oktober 2022.   

Pada Oktober 2023, rata-rata stripping ratio sebesar 8,7 kali turun dari bulan sebelumnya 8,9 kali. Total produksi batu bara 13,2 juta ton pada Oktober 2023, naik dari bulan sebelumnya 12,6 juta ton, dan volume OB juga naik menjadi 116,3 juta bcm dari 112,2 juta bcm pada September 2023.

Kemudian, tambang batu bara milik UNTR dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). TTA mencatatkan penjualan 9,21 juta ton per Oktober 2023, naik 8,27% dari 8,5 juta ton per Oktober 2022.   

Pada Oktober 2023, penjualan batu bara mencapai 663.000 ton, dengan perincian batu bara thermal 460.000 ton dan batu bara metalurgi 203.000 ton. Penjualan batu bara tersebut naik dari September 2023 sebesar 566.000 ton.  

Sementara itu, unit usaha United Tractors di bidang pertambangan emas di Martabe, Sumatera Utara, dijalankan oleh PT Agincourt Resources. Agincourt mencatatkan total penjualan setara emas dari tambang emas Martabe mencapai 156.501 troy ons per Oktober 2023, turun 34,7% dari periode yang sama tahun 2022 sebesar 239.675 troy ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper