Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Balik ke 7.004 Ditopang RDG BI, Saham GOTO-ARTO Terbang

Saham GOTO dan ARTO pun langsung melejit setelah keputusan Bank Indonesia tahan suku bunga dalam RDG. Alhasil IHSG pun ikut terdongkrak.ihsg
Maria Elena,Pandu Gumilar
Maria Elena & Pandu Gumilar - Bisnis.com
Kamis, 23 November 2023 | 16:30
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan hingga 1,41% atau 97 poin ke 7.004 setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG). Saham GOTO dan ARTO pun langsung melejit setelah keputusan tersebut.

IHSG beranjak dari posisi 6.907 hingga ke level tertinggi di 7.018. Investor melakukan 1,18 juta kali transaksi yang meliputi 25 triliun saham. Adapun nilai transaksi hari ini diperkirakan mencapai Rp9,73 triliun. 

Terdapat 315 saham yang menguat, 226 saham yang melemah dan 215 saham mengalami stagnansi. Beberapa saham mengalami penguatan secara signifikan seperti GOTO 11,9%, ARTO 25%, BREN 13,72%, dan BBYB 12%.

Sementara itu penguatan IHSG hari ini ditopang oleh kebijakan makro Bank Indonesia yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan.

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada tingkat 6% pada Rapat Dewan Gubernur 22 dan 23 November 2023.

“BI pada 22 dan 23 November 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 6%,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG, Kamis (23/11/2023).

Perry mengatakan, keputusan ini tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Kebijakan mempertahankan suku bunga acuan ini juga sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation), sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2%-4% pada 2023 dan 1,5%-3,5% pada 2024.

Perry menjelaskan bahwa suku bunga BI saat ini dipandang konsisten, terutama dalam menjaga terkendalinya inflasi hingga 2024, meski ada risiko kenaikan harga pangan dan energi dari sisi global.

Di samping itu, BI juga melihat bahwa kemungkinan the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) pada Desember 2023 sangat kecil.

“Ini [suku bunga kebijakan] masih konsisten dengan perkiraan inflasi tahun depan yang 3,2%. Perkiraan itu didasarkan atara lain mempertimbangkan harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar rupiah,” jelas Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper