Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi akibat ditekan oleh penurunan saham-saham milik Prajogo Pangestu seperti BREN, CUAN, dan BRPT.
IHSG perdagangan hari ini, Selasa (21/11/2023), mengalami penurunan hingga 0,61% atau sebesar 33 poin ke 6.961. Padahal di awal sesi, indeks komposit sempat kembali ke level 7.010 sebelum akhirnya merosot.
Penurunan indeks komposit salah satunya disebabkan oleh penurunan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). Sebagaimana diketahui, emiten milik Prajogo Pangestu itu kini memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp869 triliun atau kedua terbesar setelah Bank BCA.
Saham BREN turun 7,7% ke level Rp6.275 per unit. Berdasarkan data RTI, investor melakukan strategi HAKI alias hajar kiri pada perdagangan hari ini. Sementara itu, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian S. Manullang mengakui operator memang sedang mengawasi pergerakan saham milik Prajogo Pangestu tersebut.
"Pergerakan saham BREN, kami pantau terus dan sejauh ini sudah dilakukan tindakan pengawasan UMA dan suspensi Cooling Down pada 2 sesi. Tindakan pengawasan selanjutnya akan dilakukan apabila dari hasil pemantauan bursa diperlukan tindakan tersebut," tegasnya.
Penurunan harga saham BREN menjadi seperti efek domino bagi saham-saham berelasi. Misalnya saja saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) yang turun 4,4% ke 6.500, lalu disusul oleh PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar 8,77% ke Rp1.040, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) satgnan di level Rp2.890.
Baca Juga
Adapun investor tercatat melakukan transaksi sebanyak 1juta kali atas 22 triliun saham sampai dengan perdagangan berakhir. Berdasarkan data RTI, nilai transaksi ditaksir mencapai Rp9 triliun.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG menguji level psikologis dan resistance 7.000 pada kemarin, Senin (20/11/2023). Bersamaan dengan pergerakan tersebut, terdapat upper-shadow yang relatif panjang. Adapun, pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG terapresiasi 0,25% ke level 6.994,88.
"Kondisi ini mengindikasikan bahwa IHSG masih rawan profit taking pada Selasa [21/11] atau dalam beberapa hari ke depan," ujar Valdy dalam riset Selasa, (21/11/2023).
Dia mengatakan, pada perdagangan hari ini, level resistance IHSG di angka 7.050, sedangkan level pivot adalah 7.000 dan level support di angka 6.950.
Sentimen yang memengaruhi IHSG dari eksternal termasuk Bank Sentral China yang memutuskan untuk menahan 1-year loan prime rate di 3,45% dan 5-year di 4,2%. Keputusan ini, memicu rebound pada indeks-indeks regional Asia kemarin.
Selain itu, masih terkait kebijakan moneter, pasar mengantisipasi FOMC Minutes yang akan dirilis pada Selasa. Diharapkan ada konfirmasi mengenai petunjuk bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuan pada FOMC Desember 2023.
Di Bursa AS, Nasdaq menguat 1,13% memimpin penguatan mayoritas indeks Wall Street pada Senin (20/11). Saham-saham teknologi, seperti Microsoft, Nvidia, Intel dan Netflix memimpin penguatan sektor-sektor lain di Wall Street. Kondisi ini ditopang oleh ekspektasi kebijakan yang tidak hawkish dari The Fed pasca-penurunan laju inflasi signifikan di Oktober 2023.
Kondisi ini diikuti dengan berlanjutnya penurunan yield obligasi di AS. Imbal hasil surat utang tenor 10 tahun sempat turun ke 4,37% di Jumat (17/11), level terendah sejak September 2023, sebelum ditutup di level 4,41% pada Senin (20/11).
Sementara itu indeks-indeks di Eropa cenderung ditutup beragam pada Senin (20/11). Indeks-indeks di Eropa ditopang oleh penurunan inflasi Inggris ke 4,6% yoy di Oktober 2023 dari 6,7% yoy di September dan inflasi Zona Euro ke 2,9% yoy pada Oktober 2023 dari 4,3% yoy pada September 2023.
Sebagai informasi, suku bunga acuan European Central Bank (ECB) saat ini berada di 4,5%. Kondisi ini membangun keyakinan terhadap peluang penurunan suku bunga acuan ECB lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.