Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah dibuka menguat ke posisi Rp15.490 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (17/11/2023), bersama mayoritas mata uang Asia saat indeks dolar melemah.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka naik 0,49% atau 64 poin ke level Rp15.490 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar turun 0,045 poin atau 0,04% ke level 104,215.
Mayoritas mata uang Asia terpatau menguat di hadapan dolar AS. Yen Jepang naik 0,11%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dolar Taiwan naik 0,03%, won Korea menanjak 0,11%, peso Filipina menguat 0,24%, ringgit Malaysia naik 0,12% dan bath Thailand naik 0,19%.
Sementara itu mata uang yang melemah adalah yuan China tergerus 0,05% dan rupee India melemah 0,11%.
Sebelumnya Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Jumat (17/11) akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.530 – Rp15.600.
Dia menyampaikan bahwa menguatnya penjualan ritel AS telah mendorong ketidakpastian The Fed. Sebab, belanja ritel negeri Paman Sam terus bertahan sampai dengan Oktober 2023.
Baca Juga
“Angka tersebut agak mengimbangi optimisme atas penurunan inflasi AS baru-baru ini, mengingat hal tersebut masih dapat menimbulkan tekanan harga yang besar dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya dalam riset harian.
Inflasi juga masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, sehingga data penjualan ritel mendorong rebound dolar dan imbal hasil treasury yang pada akhirnya menekan emas dan menghentikan reli logam kuning selama dua hari.
Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) menilai surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 memperkuat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut. Ke depan, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain untuk terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Adapun surplus neraca perdagangan Oktober 2023 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas yang mencapai US$5,31 miliar, relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar US$5,33 miliar.
Kinerja positif tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas terutama komoditas batu bara, produk logam mulia dan perhiasan, serta produk manufaktur alas kaki dan besi baja. Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, AS, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor. Sementara itu, impor nonmigas tetap menunjukkan penguatan sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.