Bisnis.com, JAKARTA – Permodalan masih menjadi salah satu tantangan besar bagi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) tawarkan solusi penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).
Kemenparekraf dan BEI menggelar kegiatan Demo Day KreatIPO di Hotel Westin, Jakarta pada Senin (13/11/2023). Dalam acara tersebut, para pelaku parekraf difasilitasi untuk mempresentasikan produk atau layanan mereka kepada stakeholder pasar modal, seperti emisi penjamin efek atau underwriter, serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal lainnya.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizki Handayani dalam sambutannya menyampaikan, pesan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, agar pelaku parekraf teredukasi terkait IPO.
“Menparekraf menyampaikan, teruskan dan ini penting sekali karena model pembiayaan dari IPO ini menjadi salah satu cara pengembangan industri parekraf.” kata Rizki dalam keterangan resmi, Senin (13/11/2023).
Program Demo Day KreatIPO merupakan rangkaian program Roadshow Usaha Parekraf menuju IPO yang akan menjadi pembelajaran bagi para pelaku parekraf. Nantinya, mereka akan menerima timbal balik dari para underwriter dan perusahan profesi penunjang pasar modal. Sehingga, dapat membantu mereka menyempurnakan usaha dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
“Kami mendorong teman-teman pelaku usaha parekraf ini untuk upskilling sehingga bisa menjadi lebih besar, karena dengan demikian target penyerapan lapangan tenaga kerja dan target investasi sebesar Rp40 triliun tahun depan juga bisa kita capai bersama.” ungkap Rizki.
Baca Juga
Selain itu, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana menjelaskan, ada 9 pelaku usaha parekraf yang melaksanakan Demo Day dalam acara tersebut.
Di antaranya adalah PT Lokal Kreasi Indonesia, PT Sekarmas Nusantara, PT Baba Rafi Enterprise, PT Citra Menara Mas, PT Sakti Kinerja Kolaborasindo, PT Tigapilar Berkah Abadi, PT Reservasi Indonesia Sejahtera, PT Sentra Vidya Utama, dan PT Ide Bangsa Mahardhika.
Hayun pun mengatakan bahwa Kemenparekraf berkolaborasi dengan dengan IDX Incubator untuk menginisiasi rangkaian program agar para pelaku parekraf dapat siap pitching dengan underwriter.
“Karena pada saat bapak ibu nanti akan IPO, diskusi paling banyak itu dengan underwriter dalam persiapannya. Jadi silakan bapak ibu semuanya untuk dapat memanfaatkan forum ini sebagai forum untuk koordinasi, komunikasi dengan para underwriter, kemudian dengan lembaga keuangan, maupun dengan BEI.” kata Hayun dalam keterangan resmi, Kamis (16/11/2023).
Di sisi lain, Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan bahwa BEI siap memberikan pendampingan untuk pelaku parekraf yang ingin memanfaatkan pendanaan pasar modal dari perusahaan terbuka melalui IPO.
“Saya mewakili Bursa Efek Indonesia mengucapkan terima kasih atas inisiatif kerja sama ini yang juga sejalan untuk mengajak lebih banyak perusahan kecil dan menengah Indonesia khususnya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat semakin bertumbuh dan berkembang melalui pendanaan di pasar modal.” kata Iman.
Dalam kesempatan yang sama, Kemenparekraf dan BEI teken nota kesepahaman (MoU) sebagai bentuk kerja sama sebagai bentuk kerja sama dalam mendorong dan mengakselerasi pelaku parekraf untuk go public dengan skema IPO. (Daffa Naufal Ramadhan)