Bisnis.com, JAKARTA – Pasar modal Indonesia diperkirakan tetap prospektif pada 2024. Hal ini menjadi katalis positif bagi Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin PT Pertamina Hulu Energi (PHE) hingga PalmCo melaksanakan initial public offering (IPO) tahun depan.
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin mengatakan bahwa prospek penggalangan dana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024 berpeluang tumbuh kembali, seiring kemudahan atas syarat-syarat IPO dan kenaikan jumlah investor setiap tahunnya.
“Prospek IPO dari anak BUMN di 2024 berpotensi akan banyak diminati investor, terutama perusahaan yang memiliki potensi menghasilkan laba positif dan besar,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/11/2023).
Di sisi lain, dia menilai pasar akan cenderung bergerak volatile seturut dengan berlangsungnya pemilu. Perusahaan yang sensitif terhadap perubahan kebijakan pemerintah juga diperkirakan cenderung wait and see untuk sementara waktu.
“Pemilu pasti akan mempengaruhi pasar saham. Untuk sementara, biasanya pasar akan cenderung volatil dan setelah itu pasar akan merespons positif seiring dengan kondisi pemilu yang berjalan dengan kondusif,” tutur Shin.
Sementara itu, Kementerian BUMN kembali berencana menempuh aksi korporasi pada 2024 melalui penawaran umum perdana saham alias IPO dari perusahaan-perusahaan pelat merah.
Baca Juga
Perusahaan terafiliasi dengan BUMN, seperti PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), dan sub holding kelapa sawit Grup PTPN, yakni PalmCo dan SupportingCo disebut memiliki peluang untuk melantai di bursa pada tahun depan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan pihaknya akan terus mendorong perusahaan pelat merah untuk go public sembari melihat perkembangan kondisi pasar modal pada 2024.
Sejatinya, Kementerian BUMN berencana untuk mendorong sejumlah perusahaan pelat merah untuk melantai pada 2023. Namun, kondisi pasar modal Indonesia yang dinilai belum stabil, telah memupuskan rencana tersebut.
Sebut saja rencana IPO PHE yang dipastikan kandas atau tidak terealisasi pada 2023. Berdasarkan catatan Bisnis, hal tersebut diakibatkan dinamika kondisi pasar modal dunia dan Asia Tenggara yang tertekan oleh pengaruh sentimen global.
Kondisi ketidakstabilan global itu juga berpengaruh ke gejolak harga minyak dunia sehingga PHE masih menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan IPO. Selain PHE, ada juga PalmCo yang digadang-gadang akan melantai tahun ini, tetapi akhirnya mundur ke tahun 2024.
“Kemarin juga kita masih tunda seperti PHE dan juga sawit [PalmCo] karena situasi market yang kita lihat belum stabil, tentu kita lihat tahun depan seperti apa,” kata Erick.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.