Bisnis.com, JAKARTA — Produsen Susu Ultra milik konglomerat Sabana Prawirawidjaja, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) berhasil mencatatkan kinerja positif seiring dengan kenaikkan laba bersih sebesar 12,5% menjadi Rp939 miliar pada kuartal III/2023.
Kinerja laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk naik dari Rp834,68 pada kuartal III/2022 menjadi Rp1,27 triliun pada 2023.
Kenaikan laba ULTJ tidak lepas dari kenaikan penjualan sebesar 7,75% dari Rp5,67 triliun menjadi Rp6,61 triliun pada sembilan bulan pertama 2023.
Penjualan segmen minuman sebelum eliminasi tercatat meningkat dari Rp6,21 triliun menjadi Rp6,72 triliun. Sementara itu, penjualan makanan turun dari Rp80,57 miliar menjadi Rp69,54 miliar.
Kenaikan penjualan Ultrajaya juga diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan. Sepanjang kuartal III/2023, beban pokok penjualan mencapai Rp4,13 triliun, sementara pada kuartal III/2022 berjumlah Rp3,81 triliun.
Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi membuat margin laba kotor ULTJ turun tipis dari 32,73% di kuartal III/2022 menjadi 32,49 persen pada 2023. Laba kotor ULTJ tercatat naik 6,98% menjadi Rp1,98 triliun dari Rp1,85 triliun pada 2022.
Baca Juga
Jumlah aset Ultrajaya tercatat turun menjadi Rp7,40 triliun per 31 Desember 2021, dari Rp8,75 triliun setahun sebelumnya. Jumlah aset lancar turun dari Rp5,59 triliun menjadi Rp4,84 triliun. Aset tidak lancar juga turun dari Rp3,16 triliun menjadi Rp2.56 triliun.
Posisi liabilitas sepanjang September turun dari Rp1,55 triliun menjadi Rp1,27 triliun pada Desember 2022, dengan liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp1,17 triliun pada 2023, dari Rp1,45 triliun pada 2022. Sementara liabilitas jangka panjang naik dari Rp96,79 miliar menjadi Rp99,76 miliar.
Ekuitas Ultrajaya meningkat menjadi Rp6,44 triliun dari Rp5,82 triliun pada tahun sebelumnya. Adapun, posisi kas dan setara kas akhir periode naik menjadi Rp2,34 triliun pada periode September 2023 dibandingkan dengan Rp1,42 triliun pada Desember 2022.