Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsensus Prediksi GOTO Raup Rp4,6 Triliun Naik Tipis dari Tahun Lalu

Konsensus Bloomberg memperkirakan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) akan mencetak pendapatan Rp4,6 triliun selama tiga bulan di kuartal III/2023.
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) segera mengeluarkan laporan keuangan kuartal III/2023. Konsensus Bloomberg memperkirakan GOTO akan mencetak pendapatan yang tidak jauh meningkat dari kuartal yang sama di tahun lalu. 

Dari perkiraan kinerjanya, konsensus Bloomberg memperkirakan pendapatan GOTO pada 3 bulan di kuartal III/2023 akan mencapai Rp4,6 triliun, dengan rugi bersih di kisaran Rp2,38 triliun. 

Sebagai informasi, untuk 3 bulan pada kuartal II/2023 lalu GOTO mencetak pendapatan kotor sebesar Rp5,8 triliun, dengan pendapatan bersih sebesar Rp3,5 triliun, dan rugi bersih Rp3,3 triliun. Pendapatan bersih ini meleset dari prediksi konsensus sebelumnya yang memperkirakan pendapatan bersih GOTO mencapai Rp3,9 triliun, dengan rugi bersih Rp3,7 triliun.

Apabila melihat kinerja pada 3 bulan kuartal III/2022 lalu, GOTO membukukan net revenue sebesar Rp4,56 triliun. Adapun konsensus Bloomberg yang memperkirakan pendapatan bersih GOTO mencapai Rp4,6 triliun tidak jauh dari hasil tahun lalu.

Sementara itu, dari konsensus analis, sebanyak 27 dari total 37 analis atau 73% analis masih memberikan rekomendasi buy terhadap saham GOTO. Beberapa analis tersebut seperti Adrian Joezer dari Mandiri Sekuritas yang merekomendasikan untuk buy dengan target harga Rp130 per saham, dan Ariyanto Jahja dari Macquarie dengan target price (TP) Rp74. 

Sementara itu, 9 analis atau sebanyak 24,3% analis menyarankan untuk hold saham GOTO. Beberapa analis yang menyarankan untuk hold tersebut adalah Piyush Choudhary dari HSBC dengan target harga Rp72 per saham, dan Henry Wibowo dari JP Morgan yang menurunkan ratingnya dengan memberikan pandangan netral dengan TP Rp65 per saham. 

Adapun satu analis yang memberikan rekomendasi sell adalah Wilbert Ham dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia dengan TP pada Rp90 per saham. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper