Bisnis.com, JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA) menandatangani Letter of Intent (Lol) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang bertujuan menggali potensi penyediaan pasokan kaustik soda basah dan penyertaan modal 10% oleh Inalum ke CAA.
Presiden Direktur & CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra menyampaikan kerja sama yang disepakati melalui penandatanganan LoI ini meliputi potensi penyediaan pasokan kaustik soda basah oleh CAA kepada Inalum dengan volume hingga 120.000 Metrik Ton per tahun dan potensi penyertaan ekuitas oleh Inalum di CAA hingga 10%.
Chandra Asri Group melalui Pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) akan menyediakan kaustik soda basah yang akan digunakan oleh Inalum sebagai salah satu bahan baku utama dalam proses produksi aluminium di fasilitas smelternya, termasuk sebagai komponen battery pack untuk EV.
“Inalum juga akan melakukan kajian kelayakan investasi terhadap CAA untuk melihat peluang kepemilikan saham di CAA,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (30/10/2023).
Direktur Pengembangan Usaha Inalum Melati Sarnita menyampaikan kaustik soda basah yang dipasok oleh CAA nantinya akan digunakan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha Inalum bersama-sama dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), sebagai salah satu bahan baku utama untuk memproduksi alumina melalui fasilitas smelter grade alumina refinery (SGAR) yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2025.
“Pada tahapan selanjutnya, alumina tersebut nantinya akan digunakan oleh Inalum sebagai bahan baku melalui fasilitas smelternya menjadi aluminium,” jelas Melati.
Baca Juga
Melati menambahkan, Inalum saat ini fokus pada pengembangan ekosistem hilirisasi aluminium nasional dan peningkatan jumlah produksi, baik dalam hal pengembangan lingkup rantai pasok aluminium maupun pengembangan energi hijau.
Lebih lanjut, Inalum memiliki peran yang strategis mengingat aluminium merupakan salah satu bahan baku utama yang dibutuhkan dalam pengembangan industri-industri nasional, termasuk dalam pengembangan kendaraan listrik dan baterai listrik di Republik Indonesia.
Melalui LoI ini Chandra Asri Group dan Inalum mengklaim mereka berupaya memfasilitasi pertumbuhan industri midstream dan hilir aluminium, khususnya untuk kendaraan listrik di dalam negeri termasuk Indonesia dalam percepatan adopsi kendaraan listrik, yang mana target penggunaan kendaraan berbasis baterai ini memiliki peran dalam upaya pemenuhan net zero emission Indonesia pada 2060.
Kerja sama antara TPIA dan Inalum ini disebut memiliki arti penting untuk mengimplementasikan portofolio investasi TPIA sebagai pendukung hilirisasi di industri pertambangan.