Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kondisi pasar modal Indonesia pada tahun ini belum stabil sehingga belum memungkinkan bagi perusahaan-perusahaan BUMN untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Erick masih akan terus mendorong perusahaan-perusahaan BUMN untuk go public sembari melihat perkembangan kondisi pasar modal tahun depan.
"Saya rasa kita terus dorong kalau memang situasinya tepat, untuk kita bisa go public," ujar Erick Thohir dalam Capital Summit & Market Expo 2023 di Gedung BEI, Jakarta pada Sabtu, (28/10/2023).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, rencana subholding upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO dipastikan kandas atau tidak bisa terealisasi tahun ini.
Berdasarkan catatan Bisnis, Pertamina menyatakan ditundanya IPO PHE, di antaranya disebabkan dinamika kondisi pasar modal dunia dan Asia Tenggara sepanjang tahun 2023 akibat tekanan dari pengaruh sentimen global.
Kondisi ketidakstabilan global itu juga berpengaruh ke gejolak harga minyak dunia (Brent) sehingga PHE masih menunggu waktu yang tepat untuk IPO.
Baca Juga
Selain PHE, ada juga PalmCo yang merupakan subholding bidang kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group yang juga digadang-gadang akan melantai di Bursa tahun ini. Namun, akhirnya mundur ke tahun 2024.
"Kemarin juga kita masih tunda seperti PHE dan juga sawit [PalmCo] karena situasi market yang kita lihat belum stabil, tentu kita lihat tahun depan seperti apa," kata Erick.
Adapun, sepanjang tahun berjalan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,34% secara year-to-date (ytd). Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham juga terkoreksi ke level Rp10,47 triliun.
Berdasarkan data BEI, aliran dana investor asing keluar dari pasar saham sebesar Rp11,60 triliun sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (ytd).
Sementara itu, selama sepekan periode 23-27 Oktober 2023, IHSG turun 1,32% dengan ditutup di level 6.758,79 pada perdagangan akhir pekan, Jumat, (27/10/2023), dibandingkan posisi 6.849,16 pada pekan sebelumnya.
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini turun 23,38% menjadi Rp9,05 triliun dari Rp11,81 triliun pada pekan sebelumnya. BEI juga mencatatkan aksi jual bersih dari investor asing Rp11,61 triliun secara ytd.
Di lain sisi, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan bahwa emiten BUMN memiliki kontribusi besar terhadap negara, lewat setoran dividen yang mencapai Rp33 triliun pada 2022.
Iman mengatakan bahwa kontribusi nyata perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tecermin dari pembagian dividen yang diatribusikan menjadi penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
“Pada 2022, BUMN yang sahamnya tercatat di bursa mampu berkontribusi kepada negara sebesar Rp33 triliun atau 82,5% dari total dividen seluruh BUMN,” ujarnya dalam Capital Summit & Market Expo 2023 di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (27/10/2023).