Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinergi Inti Prima Andalan Tbk. (INET) mencatat pertumbuhan laba bersih yang tumbuh 40% yoy dan kenaikan pendapatan sebesar 16% yoy pada kuartal III/2023.
INET mampu mencetak laba bersih Rp1,52 miliar pada kuartal III/2023 atau naik 40% dibandingkan dengan kuartal III/2022. Direktur Utama INET Muhammad Arif menyatakan kenaikan laba bersih berkat efisiensi operasional yang ditingkatkan dan strategi bisnis yang positif.
"Kami sangat gembira dengan pencapaian luar biasa ini. Ini adalah hasil kerja keras dan komitmen seluruh tim INET. Kami akan terus berfokus pada inovasi, keunggulan operasional, dan memberikan nilai terbaik kepada pelanggan kami," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (27/10/2023).
Dia optimistis INET dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan mereka. Memurutnya dengan pertumbuhan laba bersih, aset yang berkembang, dan manajemen yang cermat, INET siap menghadapi tantangan industri dengan optimisme.
Sebagai informasi, INET juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 209% dalam total aset perusahaan menjadi Rp224 miliar. Muhammad mengatakan perkembangan positif dalam ekspansi bisnis dan peningkatan nilai aset perusahaan mencerminkan investasi yang tepat dan manajemen yang kuat.
Sebelumnya, Muhammad Arif mengatakan saat ini INET menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 30 persen dan laba sebesar 20 persen sepanjang 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga
“Dari sebelum IPO kita sudah mempunyai market yang kita approach, tapi setelah IPO ini kita bisa garap semuanya terutama yang di Jawa,” katanya kepada wartawan, Senin (24/7/2023).
Arif yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan target tersebut selaras dengan perkembangan bisnis telekomunikasi. Arif menjelaskan saat ini INET fokus pada jasa infrastruktur yang pertumbuhan jumlah ISP di Indonesia tinggi.
Hal tersebut menjadikan potensi market semakin tinggi dan Arif belum melihat penurunan dari jumlah market.
“Apalagi di Jawa sendiri kebutuhan masih tinggi, kebutuhan akan internet dan fiber optik masih tinggi dan akan terus naik ke depannya,” jelasnya.
Hal tersebut dimanfaatkan INET untuk mulai melantai di Bursa Efek Indonesia. Momentum tersebut dinilai baik terutama perkembangan internet di samping kemunculan penyelenggara ISP yang tinggi.
Arief mengatakan INET memiliki rencana awal untuk memperkuat infrastruktur backbone terutama di Jakarta dan di Pulau Jawa menggunakan dana IPO.
“Rencananya mau menggunakan dana IPO ini untuk menambah point of presence (POP) di Pulau Jawa yang kita proyeksikan ada sekitar 52 pop di tahun ini, dan juga kabel yang dari Jakarta ke Surabaya,” katanya.