Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Merana Rp15.870, Pasar Menanti Jokowi Effect

Rupiah hari ini dibuka melemah 0,13% atau 21 poin ke level Rp15.870 per dolar AS, setelah ditutup menguat kemarin.
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp15.870 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (25/10/2023). Pergerakan mata uang Asia terpantau bervariasi, namun dolar AS justru terkoreksi pagi ini. 

Mengacu data Bloomberg dikutip Rabu, (25/10/2023) pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah 0,13% atau 21 poin ke level Rp15.870 per dolar AS, setelah ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau terkoreksi 0,04% ke posisi 106,22 pada pagi ini. 

Sejumlah mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS misalnya, yen Jepang menguat 0,05%, dolar Singapura naik 0,12%, yuan China naik 0,04%, ringgit Malaysia naik 0,11%, dan baht Thailand menguat 0,16%.

Di lain sisi, beberapa mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS pagi ini yakni dolar Hongkong turun tipis 0,01%, dolar Taiwan melemah 0,12%, won Korea turun 0,24%, peso Filipina melemah 0,11%, dan rupee India terkoreksi 0,08%.

Analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan, untuk perdagangan hari ini, Rabu (25/10/2023) diprediksi rupiah akan kembali melemah terbatas dalam kisaran Rp15.800 hingga Rp15.900. 

Padahal, pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah menguat ke posisi Rp15.849 per dolar AS. Penguatan rupiah terhadap dolar AS terjadi seiring terkoreksinya imbal hasil atau yield obligasi AS ke posisi 4,81% pada Selasa (24/10/2023) setelah sebelumnya sempat menyentuh level 5% dan menjadi yang tertinggi sejak 2007 silam. 

Di sisi lain, investor juga tengah mengantisipasi perilisan data purchasing managers index (PMI) manufaktur AS yang diprediksi akan terkoreksi ke 49,5 per Oktober 2023, turun bila dibandingkan dengan September 2023 yang berada pada level 49,8.  

"Saya lihat penguatan hari ini hanya koreksi sesaat dari dolar AS, investor masih menantikan data PDB AS kuartal III pada Kamis (26/10/2023) dan tentunya pidato Ketua The Fed Jerome Powell," jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (24/10/2023).

Penguatan rupiah kemarin juga terjadi setelah Jokowi memanggil KSSK ke Istana Negara, guna memberikan update situasi terkini dan perkembangan ekonomi global. Hadir dalam rapat tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Sebagai catatan, KSSK akan merilis paket kebijakan untuk merespons situasi perekonomian terkini, yang disebabkan oleh sentimen global dan berdampak ke ekonomi dan pasar keuangan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper