Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan jasa kurir J&T Global Express tengah menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Hong Kong dengan target dana hingga 3,92 miliar dolar Hong Kong (US$500,97 juta) atau Rp7,95 triliun. Saham perseroan akan resmi diperdagangkan pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Berdasarkan prospektus IPO, dikutip Selasa (24/10/2023), J&T yang berbasis di Shanghai ini menawarkan sekitar 326,6 juta saham dengan harga 12 dolar Hong Kong per saham.
Berdasarkan penilaian tersebut, J&T akan memiliki kapitalisasi pasar pasca penerbitan sebesar 105,75 miliar dolar Hong Kong (US$13,5 miliar). J&T mengatakan dana IPO akan digunakan untuk memperluas jaringan logistiknya, meningkatkan infrastruktur, memperkuat kapasitas dan kemampuan penyortiran dan gudang di Asia Tenggara serta pasar lainnya.
J&T juga berencana menggunakan dana yang terkumpul untuk membiayai ekspansi ke pasar baru, penelitian dan pengembangan (R&D) selain untuk keperluan umum perusahaan dan modal kerja.
Investor utama, termasuk Tencent, SF Express, dan Sequoia akan berinvestasi sebesar US$236,6 juta. D1 Capital, Boyu, Aspex, Hillhouse, Temasek dan GLP adalah investor utama lainnya.
J&T telah menunjuk Morgan Stanley Asia, Bank of America Securities, dan China International Capital Corp. Hong Kong Securities sebagai koordinator IPO di Hong Kong.
Baca Juga
Seperti diketahui pada 2015, Jet Lee dan Tony Chen mendirikan J&T Express dengan bermodalkan pengalaman mereka dalam distribusi.
"Mereka membangun jaringan logistik masif di seluruh Asia Tenggara yang menargetkan bisnis e-commerce yang tengah berkembang pesat,” tulis Nikkei Asia dalam artikel pada Maret 2022.
J&T Express tidak hanya fokus di Indonesia dan bergegas ekspansi dengan masuk ke Malaysia dan Vietnam pada 2017. Penetrasi berlanjut ke Filipina pada 2018, kemudian disusul operasional di Singapura dan Kamboja pada 2019.
Ambisi J&T selanjutnya mengarah ke pasar logistik China yang bernilai hingga US$3 triliun. Mereka resmi masuk ke arena persaingan pasar Negeri Panda pada Maret 2020, bertepatan dengan geger Covid-19 di Wuhan. J&T harus bersaing dengan perusahaan lokal seperti S.F. Holding, ZTO Express, hingga mesin logistik milik Alibaba Group, JD.com.
Strategi yang diterapkan J&T di China serupa dengan yang ia lakukan di Asia Tenggara, menyasar kota-kota lapis 2 dan 3, investasi besar, dan kebijakan harga yang agresif. J&T beroperasi di China dengan merek ‘Jitu’ yang memiliki arti ‘kelinci cepat’. Mereka menggandeng Oppo sebagai mitra pertamanya di China.