Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak diperdagangkan dalam kisaran sempit pada awal perdagangan Senin (16/10/2023), di tengah tertundanya rencana Israel meluncurkan serangan darat di Jalur Gaza. Sementara itu, harga batu bara melonjak pekan lalu di tengah laporan data impor China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2023 melemah 0,05% atau 0,04 poin ke level US$87,65 per dolar AS pada pukul 06.25 WIB.
Sementara itu, minyak patokan Brent kontrak Desember 2023 terpantau stabil di level US$90,89 per barel. Brent diperdagangkan mendekati US$91 per barel setelah melonjak hampir 6% pada hari Jumat dan mencatat kenaikan mingguan yang cukup besar.
Selama akhir pekan, para pejabat AS bergegas untuk berbicara dengan negara-negara Timur Tengah, termasuk pembicaraan melalui jalur belakang dengan Iran untuk meredam konflik. Menteri Luar Negeri Antony Blinken kembali ke Israel pada hari Senin.
Pasar minyak mentah global telah terpaku oleh konfrontasi setelah serangan awal Hamas terhadap Israel di tengah kekhawatiran bahwa negara-negara lain, terutama Iran, akan terlibat.
Ketidakstabilan atau eskalasi pertempuran di seluruh Timur Tengah dapat membahayakan aliran minyak mentah dari wilayah tersebut yang menyumbang sekitar sepertiga dari suplai dunia, dan semakin memperketat pasar.
Baca Juga
Analis investasi Standard Chartered Plc Han Zhong Liang mengatakan secara historis, konflik-konflik di Timur Tengah jarang sekali menyebabkan kenaikan harga minyak yang berkelanjutan jika konflik tersebut tidak mengganggu suplai.
”Dalam kasus ini, ada risiko rendah dari gangguan pasokan langsung dan tidak langsung," kata Han seperti dikutip Bloomberg, Senin (16/10/2023).
Blinken akan kembali ke Israel hari ini setelah melakukan pembicaraan dengan para pejabat Arab. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian memperingatkan bahwa tidak ada yang bisa menjamin kontrol atas situasi dan mencegah penyebaran konflik jika Israel melanjutkan serangannya.
Iran adalah pendukung utama Hamas, dan juga mendukung kelompok Hizbullah di Lebanon selatan.
Dengan ribuan tentara Israel yang berkumpul di perbatasan Gaza, pemerintahan Biden telah meningkatkan kehadiran militer AS di wilayah tersebut. Kelompok kapal induk USS Eisenhower telah dikirim ke Mediterania timur untuk bergabung dengan USS Gerald Ford, yang dikirim tak lama setelah serangan Hamas.
Krisis ini telah meningkatkan volume perdagangan. Dalam setengah jam pertama di hari Senin, baik Brent maupun WTI masing-masing mencatat transaksi lebih dari 10.000 lot, jauh di atas level biasanya.
Batu Bara Menguat
Sementara itu, harga batu bara tercatat menguat sepanjang perdagangan pekan lalu di tengah laporan impor China yang melonjak.
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak November 2023 ditutup menguat 0,84% atau 1,25 poin ke level US$150,75 per metrik ton pada perdagangan Jumat (13/10/2023). Sepanjang pekan lalu, harga batu bara telah menguat 6,46%.
Melansir Reuters, bea cukai China melaporkan impor batu bara pada September melonjak 27,5% dari tahun sebelumnya karena para pembeli terus mendatangkan pasokan yang lebih murah dari luar negeri menjelang musim puncak musim dingin.
Impor mencapai 42,14 juta metrik ton, mendekati rekor bulan Agustus yang mencapai 44,3 juta ton. Impor China selama Januari hingga September telah naik 73,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar 347,65 juta ton.
Impor batu bara yang kuat baru-baru ini didukung oleh kenaikan harga batu bara domestik, hasil dari inspeksi keselamatan tambang menyusul serangkaian kecelakaan yang memperketat pasokan untuk sementara waktu.
Harga batubara free-on-board (FOB) Qinhuangdao mencapai US$151,68 per ton pada 9 Oktober, naik dari level terendah dalam lebih dari dua tahun di US$116,42 pada 19 Juni.
Harga spot untuk batubara 6.000 kilokalori (kkal) dari pelabuhan Newcastle, Australia, diperkirakan mencapai $143,22 per ton pada 9 Oktober.