Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.725 pada perdagangan hari ini, Jumat (13/1/2023). Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,16% ke Rp15.725 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,14% ke 106,45.
Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka melemah. Mata uang yang dibuka melemah tersebut di antaranya adalah won Korea Selatan turun 0,85%, dolar Taiwan turun 0,31%, peso Filipina turun 0,30%, rupee India turun 0,07%, dan yuan China turun 0,03%.
Begitu juga dengan mata uang negara tetangga yang melemah seperti ringgit Malaysia turun 0,47%, dan baht Thailand turun 0,29%.
Sebelumnya Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, risalah pertemuan terakhir The Fed, yang dirilis pada Rabu (11/10/2023), menunjukkan sebagian besar pengambil kebijakan Bank Sentral tersebut sepakat untuk menaikkan suku bunga sekali lagi, karena tren inflasi kian jauh di atas target.
Dia mengatakan, pada beberapa pekan setelah Federal Open Market Committee (FOMC) September 2023, terjadi kenaikan tajam imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Baca Juga
“Hal ini disebut oleh sejumlah pejabat Fed sebagai faktor yang memungkinkan mereka mengakhiri siklus kenaikan suku bunga, sehingga sempat merugikan mata uang AS,” kata Ibrahim, dalam risetnya dikutip Jumat (13/10/2023).
Dari dalam negeri, lanjut Ibrahim, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berhasil menjaga inflasi di level yang terkendali, seiring dengan suku bunga acuan yang terus dipertahankan pada level 5,75 persen sejak Januari 2023. Selain itu, kata Ibrahim, pemerintah masih optimistis untuk menyerap investasi hingga menuju target Rp1.400 triliun sepanjang 2023.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi sepanjang semester I/2023 mencapai Rp678,7 triliun atau 48,5 persen dari target.
Mengutip Reuters, Jumat (13/10/2023), dolar AS tercatat menguat tajam pada akhir perdagangan Kamis (12/10/2023) waktu setempat setelah harga konsumen AS naik lebih dari perkiraan pada September 2023. Dolar terangkat oleh kenaikan biaya sewa yang meningkatkan prospek Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi untuk beberapa waktu.
Laporan Departemen Tenaga Kerja pada Kamis menunjukkan kenaikan tahunan harga konsumen pada bulan lalu, yang tidak termasuk komponen pangan dan energi, adalah yang terkecil dalam dua tahun, namun lonjakan mengejutkan dalam biaya sewa terjadi di seluruh pasar.
Meskipun banyak yang mengabaikan kenaikan biaya sewa, ada juga yang menyimpulkan bahwa misi The Fed untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen tidaklah cukup.