Bisnis.com, JAKARTA — PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) akan resmi listing perdana dengan melepas 714,33 juta saham atau persisnya 714.333.000 lembar saham pada hari ini, Rabu (11/10/2023). Berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham KOKA mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 20,92 kali.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Selasa (10/10/2023), total pesanan saham KOKA mencapai 14,96 miliar saham atau tepatnya 14.966.394.800 lembar saham, dari rencana 715,33 juta saham atau setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
Adapun Koka Indonesia, emiten yang bergerak pada sektor jasa konstruksi tersebut telah mematok harga initial public offering (IPO) Rp128 per saham sehingga perseroan meraup dana segar Rp91,156 miliar.
Dana hasil IPO rencananya akan digunakan sebesar 17,23 persen atau setara Rp15 miliar untuk belanja modal meliputi pengadaan alat berat baru masing-masing berupa, Wheel Loader sejumlah 3 unit dengan harga keseluruhan sebesar Rp3 miliar, Truck Crane sejumlah 2 unit dengan harga keseluruhan sebesar Rp7,2 miliar dan Excavator sejumlah 2 unit dengan keseluruhan harga sebesar Rp4,8 miliar.
Dan sisanya sekitar 82,77 persen dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, meliputi antara lain pembayaran material bahan baku konstruksi, biaya logistik pengiriman, biaya operasional di lokasi proyek dan biaya administrasi yang timbul dalam proyek.
KOKA berkeyakinan bahwa sektor konstruksi dan infrastruktur masih terdapat peluang akan prospek usaha yang baik terutama kondisi pasca pandemik COVID-19 yang sempat terjadi pada tahun 2020 di mana membuat perekonomian memburuk secara global, tidak terkecuali di Indonesia.
Baca Juga
Sektor konstruksi dan infrastruktur merupakan salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan di Indonesia pasca pandemi COVID-19 seiring dengan harapan untuk meningkatkan kembali perekonomian yang sempat memburuk melalui peningkatan konektivitas antar wilayah demi memperkuat sistem logistik secara nasional.
Mengingat pentingnya sektor konstruksi dan infrastruktur, mulai tahun 2023 hingga ke depannya kedua sektor ini menjadi salah satu fokus utama kebijakan Pemerintah Republik Indonesia, antara lain mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur prioritas nasional dan mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham ini adalah PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Sebagai informasi, Koka Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp11,87 miliar per 31 Maret 2023 atau naik dari periode yang sama pada 2022 sebesar Rp7,96 miliar.
Adapun, pendapatan KOKA tercatat Rp69,54 miliar, turun dari posisi yang sama di 2022 sebesar Rp61,36 miliar.
Ny.Gao Jing merupakan pemegang saham mayoritas KOKA sebelum IPO dengan persentase kepemilikan sebesar 57 persen. Kemudian PT Kreatif Konstruksi Indonesia mengempit 33 persen saham, Ny. Gao Jinfeng 7,20 persen, dan Tn. Pei Yaxing sebesar 2,80 persen.