Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklaim tetap akan melakukan sosialisasi terkait perdagangan karbon di Bursa Karbon karena transaksi masih tergolong sepi.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan sosialisasi terkait bursa karbon masih terus dilakukan baik kepada media, emiten terkait dan pihak swasta untuk menjual efek karbonnya. Sosialisasi akan dilakukan dalam kelompok kecil maupun besar.
“Tetapi kembali lagi memang nature-nya Bursa Karbon kan sedikit berbeda dengan Bursa Saham,” katanya kepada wartawan, Senin (9/10/2023).
Seperti yang diketahui, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 6 Oktober 2023, hanya dua hari perdagangan yang mencatatkan transaksi. Pada 26 September 2023, nilai transaksi tercatat sebesar Rp29,2 miliar dengan total volume mencapai 459.953 ton unit karbon.
Transaksi yang tercatat hingga penutupan adalah 27 kali transaksi. Terdapat 15 pengguna jasa yang tercatat sebagai pembeli, dan 1 pengguna jasa yang berperan sebagai penjual. Apabila digabungkan, total pengguna jasa atau user Bursa Karbon hari ini adalah 16 pengguna jasa.
Sementara itu transaksi juga terjadi pada 4 Oktober 2023 sebanyak 14 ton unit karbon (tCO2), dengan nilai transaksi Rp974.400. Artinya, dengan transaksi tersebut, sebanyak total 459.967 unit karbon telah diperdagangkan pada Bursa Karbon sejak diluncurkan.
Baca Juga
Sementara itu, sebanyak 17 entitas tercatat menjadi pengguna jasa Bursa Karbon. Harga pembukaan unit karbon kemarin mencapai Rp77.000 per unit karbon. Harga karbon mengalami penurunan dengan ditutup pada harga Rp69.600 per unit karbon.
Sampai saat ini tidak terdapat transaksi yang tercatat pada IDXCarbon hingga 6 Oktober 2023.
Jeffrey mengungkapkan bahwa peluang calon pengguna jasa baik sektor swasta non-swasta, sektor teknologi maupun EBT masih akan dilihat berdasarkan yang terdaftar di daftar SRN PPI Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).