Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Menguat, Saham Emiten Konglomerat Paling Cuan

Seiring IHSG yang berakhir hijau, saham META milik Grup Salim, BBCA milik Grup Djarum, dan AMMN milik Agus Projo mencatatkan penguatan hari ini.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,31 persen atau 21,5 poin ke level 6.961,45 pada perdagangan Senin (2/10/2023). Saham META milik Anthoni Salim, BBCA, dan AMMN mencatatkan penguatan hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 259 saham menguat, 266 saham melemah, dan 232 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.939-6.984. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp10.370 triliun.

Saham PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) menjadi salah satu saham dengan peningkatan paling tinggi, yakni 25 persen ke level Rp280 per saham. 

Selain saham META milik Grup Salim, saham dengan peningkatan tinggi hari ini adalah saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 2,83 persen ke level Rp9.075, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang naik 2,95 persen ke Rp6.100, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 0,48 persen ke level Rp5.250 per saham.

Saham lain yang menguat adalah saham BMRI naik 0,41 persen ke level Rp6.050, saham BRPT naik 2,31 persen ke level Rp1.330, dan ASII naik 0,80 persen ke level Rp6.275.

Sebelumnya, Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG dan bursa regional Asia cenderung menguat dipengaruhi oleh legislator Amerika Serikat (AS) yang berhasil mencapai kesepakatan melolosakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran dan Presiden AS Joe Biden yang menandatangani RUU tersebut menjadi Undang-Undang (UU) untuk menghindari penutupan pemerintah atau shutdown

Selain itu, hasil survei statistik yang dilakukan oleh Bank Sentral Jepang (Bank Of Japan) terkait short term economic survey of enterprises in Japan (The Tankan) menunjukan kepercayaan di kalangan produsen meningkat. 

Sementara dari dalam negeri, Indeks Manufaktur Indonesia tumbuh melambat pada September 2023 dari bulan sebelumnya 53,9 menjadi 52,3. Penurunan tersebut sejalan dengan dengan output dan pertumbuhan pesanan baru yang menurun dikarenakan permintaan global yang lesu.

"Namun demikian sektor manufaktur masih berkembang dan masih berada di zona ekspansi tentunya ini memberikan pandangan positif pada kepercayaan dunia usaha dalam negeri terus membaik di seluruh sektor manufaktur. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi di sektor ini dapat lebih membaik dalam waktu dekat," kata Pilarmas Sekuritas. 

Sentimen juga datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan inflasi September 2023 mencapai 0,19 persen secara bulanan (month-to-month). Sedangkan secara tahunan (year-on-year) inflasi mencapai 2,28 persen. 

Hal ini memberikan indikasi inflasi masih terkendali dan masih di rentang target inflasi 3,0±1 persen di tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper