Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Bursa Karbon Kembali Rp0, BEI Jelaskan Alasannya

Bursa Karbon kembali mencatatkan transaksi Rp0 di hari ketiga peluncurannya.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) meresmikan peluncuran Bursa Karbon Indonesia, Selasa (26/9/2023) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. / YouTube OJK
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) meresmikan peluncuran Bursa Karbon Indonesia, Selasa (26/9/2023) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. / YouTube OJK

Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi Bursa Karbon kembali mencatatkan transaksi sebesar Rp0 setelah peluncuran di hari ketiga. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai penyelenggara Bursa Karbon (IDX Carbon) menjelaskan alasan dari sepinya transaksi Bursa Karbon ini.

Berdasarkan laporan perdagangan harian Bursa Karbon, volume karbon yang diperdagangkan hari ini 0 ton unit karbon (tCO2), dengan nilai transaksi Rp0. Sementara itu, sebanyak 17 entitas tercatat menjadi pengguna jasa Bursa Karbon. 

Dengan nihilnya transaksi di hari ketiga ini, maka harga pembukaan dan penutupan Bursa Karbon tidak berubah, yakni pada Rp77.000 per unit karbon.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjelaskan sepinya transaksi Bursa Karbon ini diakibatkan oleh nature dari Bursa Karbon yang memang tidak secair bursa saham. 

"Karena ini masih tahap awal, jumlah pengguna jasa juga belum cukup banyak. Sosialisasi dan pertemuan masih kami lakukan dengan perusahaan potensial," tutur Jeffrey, Jumat (29/9/2023). 

Dia melanjutkan, nantinya jumlah permintaan dan suplai diharapkan akan cukup banyak sehingga transaksi Bursa Karbon bisa lebih likuid.

Jeffrey juga mengatakan saat ini tengah memproses beberapa calon pengguna jasa baru Bursa Karbon, baik dari sisi penjual maupun pembeli. 

Dihubungi terpisah, Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan sepinya transaksi pasar karbon disebabkan karena masih wait and see-nya para pelaku bisnis yang berkepentingan untuk ikut serta dalam perdagangan tersebut.

"Selain itu juga menurut saya belum adanya pajak karbon juga jadi faktor belum terdorongnya pembelian unit karbon," ucap Felix.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper