Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan membidik dana segar Rp3,51 triliun. Masa penawaran awal selesai pada hari ini, Senin (25/9/2023).
BREN yang merupakan anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) ini menawarkan sebanyak-banyaknya 4,5 miliar saham biasa dengan nominal Rp150 yang mewakili sebanyak-banyaknya 3,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Barito Renewables Energy yang akan mendapatkan kode saham BREN ini menawarkan saham di rentang Rp670 hingga Rp780 per saham, alhasil dana segar maksimal yang diraup adalah Rp3,51 triliun.
Jadwal IPO Barito Renewables Energy (BREN):
- Masa penawaran awal: 18 – 25 September 2023.
- Tanggal efektif: 27 September 2023.
- Masa penawaran umum perdana saham: 2 – 4 Oktober 2023
- Tanggal penjatahan: 4 Oktober 2023.
- Tanggal distribusi saham secara elektronik: 5 Oktober 2023
- Bursa Efek Indonesia: 6 Oktober 2023.
Dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham ini seluruhnya akan digunakan untuk penyetoran modal kepada Star Energy Geothermal yang akan digunakan untuk membayar kewajiban.
Secara lebih rinci, Star akan membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited sebanyak-banyaknya sebesar US$158.588.321.
Kemudian, memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energi Oil & Gas Pte. Ltd. perihal penunjukan Star sebagai pemegang saham ACEHI. Rinciannya pembayaran kepada SEOG sebesar US$66,50 juta dan kepada Perseroan sebesar US$6 juta.
Baca Juga
Biaya yang dibayarkan Star kepada Perseroan akan digunakan untuk pembayaran gaji, biaya jasa dan biaya sewa.
Adapun dalam hajatan IPO ini, Barito Renewables menunjuk PT BNI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sebelum penawaran perdana saham, komposisi pemegang saham Barito Renewables Energy didominasi oleh Pt Barito Pacific sebesar 66,67 persen, Green Energy Era sebesar 24,33 persen, Jupiter Tiger Holding sebesar 4,5 persen dan Prime Hill Fund sebanyak 4,5 persen.
Adapun setelah IPO, BRPT akan menguasai 64,43 persen, Green Energy sebesar 23,52 persen, Jupiter Tiger dan Prime Hill Fund masing-masing 4,35 persen dan masyarakat sebesar 3,35 persen.
Hajatan IPO BREN mendapat momentum positif saat Pemerintah menggenjot bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk listrik jangka panjang. Apalagi, Bursa Karbon akan resmi meluncur perdana pada Selasa (26/9/2023).
Equity Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan saat ini secara umum emiten-emiten EBT dalam jangka menengah dan panjang cukup menjanjikan. hal tersebut karena pemerintah sedang gencar melakukan eksternalitas negatif energi fosil yaitu pencemaran udara.
"Menurut saya prospek saham emiten EBT dalam jangka menengah panjang cukup menjanjikan ya," katanya.
Fokus pemerintah tersebut tercermin dari rencana PT PLN merevisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terkait peningkatan bauran EBT hingga 75 persen.
Oleh karena itu, potensi pertumbuhan relatif besar untuk industri EBT di Indonesia. Alhasil, peningkatan bauran EBT akan mendorong juga kinerja emiten-emiten terkait.
Begitu pula dengan IPO BREN, kata Felix, akan dipandang positif oleh para investor karena katalis EBT tersebut.
Di sisi lain, IPO BREN juga akan menjadi katalis positif bagi saham-saham afiliasi Prajogo Pangestu lainnya, seperti PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Candra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) serta PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).