Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pundi-pundi Konglomerat di Lapak Bursa Karbon Indonesia

Kekayaan konglomerat Indonesia tahun ini diperkirakan akan terpengaruh oleh penguatan saham-saham yang tersengat pembentukan Bursa Karbon Indonesia.
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), di kediamannya di Jakarta, Indonesia. - Bloomberg/Muhammad Fadli
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), di kediamannya di Jakarta, Indonesia. - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) siap meresmikan peluncuran Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon pada besok, Selasa (26/9/2023). Pundi-pundi kekayaan konglomerat Indonesia tahun ini diperkirakan akan terpengaruh oleh penguatan saham-saham yang tersengat pembentukan Bursa Karbon.

Acara peresmian IDXCarbon rencananya akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).  Prosesi peresmian dijadwalkan pada pukul 09.27-09.30 WIB. Jokowi juga didampingi sejumlah menteri, OJK, DPR RI, dan perangkat BEI selaku penyelenggara Bursa Karbon.

Pemberian izin usaha kepada BEI sebagai Penyelenggara Bursa Karbon didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon.

Izin usaha ini juga didasarkan pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 12/SEOJK.04/2023 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon.

Ketika bursa karbon akan dibentuk, beberapa emiten akan diuntungkan karena memiliki lini bisnis energi baru terbarukan. Salah satunya adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO).

Dalam sebulan terakhir saham ADRO naik 8,85 persen. Pengendali ADRO, Garibaldi 'Boy' Thohir dan keluarganya tercatat didaulat sebagai orang terkaya ke-15 di Indonesia berdasarkan laporan akhir tahun Forbes pada 2022. Total kekayaannya diestimasi mencapai US$3,45 miliar.

Lebih lanjut PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) juga diperkirakan akan menerima dampak positif dari pembentukan Bursa Karbon.

Saham BRPT dalam sebulan terakhir berhasil menguat 64,08 persen. Berdasarkan data Forbes realtime Billionaires pada Senin (25/9/2023), pemilik BRPT Prajogo Pangestu mengantongi kekayaan hingga US$10,7 miliar.

Saat ini Prajogo Pangestu juga makin disoroti oleh investor lantaran memboyong perusahaan di bidang holding energi panas bumi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Berdasarkan prospektus IPO, BREN menawarkan maksimal 4,5 miliar saham biasa dengan nominal Rp 150 yang mewakili sebanyak-banyaknya 3,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Selama periode bookbuilding yang masing berlangsung, BREN menawarkan saham di rentang harga Rp 670-Rp 780 per saham. Dengan begitu, BREN berkesempatan untuk mendapat kucuran dana sebanyak-banyaknya Rp3,51 triliun.

Lebih lanjut, saham MEDC juga melonjak 45,45 persen dalam sebulan terakhir perdagangan. Pemilik MEDC, almarhum Arifin Panigoro terakhir kali dilaporkan Forbes memiliki kekayaan hingga US$550 juta pada 2022.

Tak ketinggalan, PT Indika Energy Tbk. (INDY) diperkirakan bakal diuntungkan oleh pembentukan Bursa Karbon Indonesia. Saham INDY dalam sebulan terkhir naik 6,13 persen.

Pemilik INDY, Agus Lasmono sempat dilaporkan menjadi anak muda terkaya di Indonesia berkat kesuksesannya memimpin Indika Energy. Pada 2019, Forbes menaksir total kekayaannya mencapai US$845 juta.

Manajemen INDY sebelumnya menyampaikan akan mengeksplorasi berbagai potensi dari perdagangan karbon seiring akan diluncurkannya Bursa Karbon Indonesia.

Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando menjelaskan tahun lalu, INDY secara sukarela telah membeli kredit karbon dari proyek Delta Blue Carbon. Proyek tersebut merupakan proyek restorasi mangrover terbesar di dunia. 

"Proyek ini melindungi dan memulihkan 350.000 hektar area di Provinsi Sindh, Pakistan," kata Ricky kepada Bisnis, Selasa (19/9/2023). 

Dia melanjutkan, ke depan, INDY akan terus fokus pada keberlanjutan sesuai dengan komitmen environmental, social, and governance (ESG). Dia juga mengatakan INDY akan mengeksplorasi potensi-potensi dari carbon trading

"Termasuk yang dilakukan oleh anak usaha kami, Indika Nature, yang mengembangkan solusi berbasis alam," tutur dia 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper