Bisnis.com, JAKARTA - Tren elektrifikasi otomotif membuat sejumlah produsen motor listrik ingin menggencarkan ekspansi, dan salah satu alternatif pendanaan ekspansi yaitu melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Teranyar, ada dua produsen motor listrik yang tengah mempertimbangkan peluang untuk IPO. Misalnya, anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY), yaitu PT Ilectra Motor Group (IMG) dengan merek motor listrik Alva. Sejauh ini, IMG memiliki dua model motor listrik yakni Alva One dan Alva Cervo.
Selain itu ada juga PT Terang Dunia Internusa (TDI) sebagai produsen motor listrik United, afiliasi PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk. (BIKE). United E-Motor pun kini telah merilis empat tipe motor listrik dari United E-Motor, yaitu T-1800, TX3000 dan MX-1200.
Direktur TDI sekaligus Direktur Utama BIKE Andrew Mulyadi mengatakan, pihaknya akan mempelajari peluang bagi TDI untuk bisa menjadi perusahaan publik.
"Kami kaji dulu. Pengkajian lah, IPO kan banyak cerita. Banyak jalan menuju Roma. Jadi kami harus pelajari, kaji yang terbaik," ujar Andrew saat ditemui di Pabrik TDI, di Bogor, Jawa Barat pada Kamis, (21/9/2023).
Andrew yang juga berkiprah sebagai direktur utama BIKE mengatakan, untuk TDI berproses menjadi sebuah perseroan besar, tentu harus mempertimbangkan peluang untuk IPO. Terlebih hal itu juga sebagai opsi penggalangan dana guna mengakselerasi kinerja perusahaan. Pasalnya, TDI berniat untuk melakukan ekspansi pabrik motor listrik.
Baca Juga
"Kalau mau besar ya sepertinya harus lari ke sana ya [IPO]. Kalau tidak IPO, dana yang didapat kan terbatas kalau dari bank saja," kata dia.
Di lain sisi, Direktur dan Group Chief Investment Officer INDY sekaligus Presiden Direktur IMG, Purbaja Pantja mengatakan, tidak menutup kemungkinan bagi IMG selaku produsen motor listrik Alva untuk meraup penggalangan dana melalui IPO ke depannya.
"Kalau kami cerita di ujungnya, tentunya buat suatu korporasi untuk mengarah ke sana atau IPO menjadi sesuatu yang sangat dimungkinkan dan harus kami pikirkan," ujar Purbaja saat ditemui di Pabrik Motor Listrik Alva di Cikarang, Jawa Barat pada Rabu, (20/9/2023).
Anak usaha INDY tersebut juga berniat untuk melakukan ekspansi fasilitas produksi dengan memperbanyak kapasitas dan membangun pabrik motor listrik baru. Namun, untuk IPO menurutnya butuh waktu yang panjang mengingat IMG baru saja didirikan pada 2022 lalu.
Prospek IPO Motor Listrik
Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun Shin mengatakan, potensi IPO Grup motor listrik INDY dan BIKE cukup besar, mengingat kebijakan pemerintah terkait subsidi pada saat pembelian unit motor listrik. Kondisi ini membuka peluang dan minat pasar untuk bisa mulai beralih ke motor listrik.
"Kami rasa minat pasar akan besar dengan IPO anak usaha INDY ataupun perusahaan yang sebagai produsen motor listrik tersebut. Kemudian dampaknya ke INDY dan BIKE secara langsung akan menjadi sentimen positif jika nanti berhasil melantai di Bursa," ujar Shin kepada Bisnis, Jumat (22/9/2023).
Hanya saja, menurutnya ada sedikit tantangan ke pasar terkait permintaan motor listrik, misalnya kepercayaan masyarakat terkait permasalahan ataupun kekurangan ketika menggunakan motor listrik dibandingkan motor berbasis BBM.
"Selain itu juga infrastrukturnya masih belum memadai, seperti contoh ketersediaan tempat pengisian baterai dan lainnya masih terbatas," kata dia.
Adapun, Kiwoom Sekuritas Indonesia menyematkan rekomendasi trading buy jangka pendek untuk saham INDY dengan target price (TP) Rp2.420, dan support di level Rp2.200. Sedangkan saham BIKE juga mendapatkan rekomendasi trading buy dengan TP Rp414 dan support di Rp370.
Senada, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan prospek IPO produsen motor listrik seharusnya bagus, sebab industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) masih menarik dan memiliki prospek masa depan yang cerah.
"Kalau kita lihat industri EV tidak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia makin bertumbuh jadi prospek seharusnya bagus. Sentimen terkait industrinya juga positif jadi seharusnya bisa mendorong kenaikan harga saham tersebut," pungkas Arjun.