Bisnis.com, JAKARTA – Emiten di sektor minyak dan gas (migas), PT Elnusa Tbk. (ELSA) dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) memperkirakan tidak akan terpengaruh langsung dengan kenaikan harga minyak mentah dunia.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 18.00 WIB kedua jenis minyak mentah kompak bergerak turun. Minyak jenis WTI turun 0,97 persen ke posisi US$88,79 per barel sementara itu, jenis Brent Crude tercatat turun 0,95 persen ke posisi US$92,64 per barel.
Sekalipun hari ini melemah, minyak mentah masih mencetak keuntungan sejak Juni 2023. Goldman Sachs Group Inc. dengan para analis lainnya bahkan memprediksi bahwa harga minyak mentah global segera mencapai US$100 per barel.
Goldman Sachs merevisi prediksi harga minyak menjadi tiga digit lantaran permintaan di seluruh dunia mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Manager of Corporate Communications Jayanty Oktavia Maulina mengatakan pergerakan harga minyak mentah tidak berdampak langsung pada pendapatan Elnusa. Tetapi stabilnya harga minyak akan memberikan kepastian kepada kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam melaksanakan kegiatan sektor migas.
“Sebagian besar kontrak kami dengan klien telah memiliki batasan harga tertentu dan tidak terpengaruh secara langsung oleh fluktuasi harga minyak,” katanya kepada Bisnis, Kamis (21/9/2023).
Baca Juga
Jayanty menjelaskan kepastian kontrak kepada KKS yang akan memberikan dampak positif bagi Elnusa sebagai perusahaan jasa migas, dalam mengintegrasikan program-program pekerjaan yang sedang berjalan dan yang akan datang.
Sejalan, Direktur Apexindo Pratama Duta Mahar Atanta Sembiring mengatakan kenaikan harga minyak tidak berdampak langsung terhadap pendapatan. Hal tersebut karena pendapatan APEX tergantung pada daily rate yang telah ditetapkan selama periode kontrak dengan klien.
Meski demikian, Mahar menjelaskan ketika harga minyak naik, maka animo perusahaan-perusahaan energi untuk melakukan pengeboran akan meningkat sehingga akan ada permintaan untuk kontrak kerja rig-rig yang baru.
“Perseroan berharap untuk bisa mendapatkan kontrak baru dengan daily rate yang lebih baik,” katanya.
Sementara itu, APEX mencatatkan terdapat 5 rig yang beroperasi. Rig Tasha, Rig Yani dan Rig Raisis yang berlokasi di Mahakam, Kalimantan Timur dengan klien PT Pertamina Hulu Mahakam akan beroperasi hingga Juli 2024, November 2024 dan Maret 2024.
Kemudian Rig 9 dengan klien PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) berlokasi di Ulubelu, Lampung hingga kuartal I/2024. Serta rig 10 yang bekerja untuk MEDC mulai beroperasi pada kuartal III/2023 dan berlokasi di Suban, Sumatera Selatan.
Sementara itu, untuk aset rig sendiri, APEX memiliki beberapa tipe yaitu rig lepas pantai Jack up yang dapat beroperasi hingga kedalaman air 120 meter, rig lepas pantai Swampbarge yang dikhususkan untuk daerah rawa seperti Delta Mahakam dan dapat beroperasi sampai dengan kedalaman air 10 meter.
Terakhir rig darat yang biasa digunakan untuk migas, panas bumi dan coal bed methane dengan kru hingga 200 orang.