Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global naik pada akhir perdagangan Jumat (15/9/2023) waktu setempat, menambah keuntungan minggu ini karena mendapat dukungan dari melemahnya dolar AS, setelah penurunan harga logam kuning baru-baru ini ke level terendah dalam tiga minggu.
Mengutip Antara, Sabtu (16/9/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange, terangkat US$13,40 atau 0,69 persen menjadi ditutup pada US$1.946,20 per ounce setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.952,40 dan terendah di US$1.931,20.
Pada minggu ini, kontrak acuan emas berjangka menguat US$3,50 atau 0,2 persen.
Sebelumnya, emas berjangka naik tipis US$0,30 atau 0,02 persen menjadi US$1.932,80 pada hari Kamis (14/9) setelah tergelincir US$2,60 atau 0,13 persen menjadi US$1.932,50 pada hari Rabu (13/9), dan merosot US$12,10 atau 0,62 persen menjadi US$1.935,10 pada hari Selasa (12/9).
"Emas masih mampu diperdagangkan di atas US$1.900 meskipun kenaikan suku bunga bank sentral terus berlanjut, dan ekspektasi suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Rupert Rowling, analis pasar di Kinesis Money.
Hal itu, menurut dia, menggambarkan betapa kuatnya dukungan terhadap aset-aset safe haven pada awal tahun dengan kepercayaan pasar yang semakin meningkat seiring dengan pendekatan investor.
Baca Juga
Pada hari Jumat (15/9), lanjutnya, sedikit daya apung emas juga dibantu oleh sedikit melemahnya kekuatan dolar AS, mata uang yang memiliki korelasi terbalik dengan emas karena logam cenderung dihargai dalam dolar.
Setelah mencapai level tertinggi dalam 6 bulan, kata para analis, dolar AS mengambil jeda pada hari Jumat (15/9), yang juga berkontribusi terhadap kenaikan emas.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah enam mata uang utama lainnya, turun 0,2 persen menjadi 105,245 pada transaksi Jumat (15/9).
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis kemarin beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa harga impor AS meningkat 0,5 persen pada bulan Agustus setelah naik 0,1 persen pada bulan Juli. Namun, harga impor turun 3,0 persen secara tahun ke tahun pada bulan Agustus setelah turun 4,6 persen pada bulan Juli. Harga impor tahunan mencatat penurunan bulanannya yang ketujuh berturut-turut.
Pembacaan awal Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan turun menjadi 67,7 pada bulan September dari pembacaan akhir 69,5 pada bulan Agustus.
Indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York, yang mengukur aktivitas manufaktur di negara bagian tersebut, naik 21 poin pada bulan September menjadi 1,9. Para ekonom memperkirakan angka negatif 10.
Dewan Federal Reserve melaporkan bahwa produksi industri AS, ukuran output di sektor manufaktur, utilitas, dan pertambangan, naik 0,4 persen menjadi 103,5 pada bulan Agustus.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan Desember naik 39,20 sen atau 1,70 persen menjadi ditutup pada US$23,386 per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan Oktober terangkat US$18,40 atau 2,02 persen menjadi menetap pada US$929,50 per ounce.