Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS, Dihantui Suku Bunga The Fed

Mata uang Rupiah hari ini, Selasa (19/9/2023), masih dibayangi pelemahan menjelang keputusan suku bunga terbaru dari The Fed.
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Warga memegang sejumlah uang rupiah di Pasar Petisah, Medan, Sumatra Utara pada Minggu (29/1/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang Rupiah hari ini, Selasa (19/9/2023), masih dibayangi pelemahan menjelang keputusan suku bunga terbaru dari The Fed.

Rupiah ditutup melemah pada perdagangan kemarin, Senin (18/9/2023) saat pasar menanti keputusan suku bunga The Fed dan Bank of England (BoE). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,09 persen atau 14,5 poin ke posisi Rp15.370 per dolar as. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,01 persen ke posisi 104,982. 

Sementara itu mata uang kawasan Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi mayoritas melemah. Yen Jepang menguat 0,08 persen, dolar Hongkong menguat 0,08 persen, won Korea menguat 0,14 persen dan bath Thailand menguat 0,03 persen. 

Adapun beberapa mata uang yang melemah bersama rupiah adalah dolar Singapura turun 0,08 persen, dolar Taiwan melemah 0,17 persen, peso Filipina melemah 0,07 persen, rupee India turun 0,05 persen, yuan China melemah 0,21 persen dan ringgit Malaysia turun 0,17 persen. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini pasar sedang waswas terkait dengan keputusan Bank of England (BoE) dan The Fed mengenai kenaikan suku bunga. Kedua bank Central yang sama-sama akan mengadakan pertemuan minggu ini diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan. 

Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya ketika mengumumkan keputusan terbarunya pada hari Rabu, namun juga kemungkinan akan mempertahankan sikap hawkishnya, menandakan kemungkinan setidaknya satu kali kenaikan lagi pada tahun ini.

Bank of England juga mengadakan pertemuan minggu ini, dan kemungkinan akan menaikkan suku bunga untuk ke-15 kalinya pada hari Kamis karena inflasi tetap tinggi bahkan ketika perekonomian Inggris sedang naik.

Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa BoE mungkin memberi sinyal berakhirnya siklus kenaikan suku bunga setelah perkiraan kenaikan Suku Bunga pada hari Kamis.

Meskipun kenaikan suku bunga apa pun kemungkinan akan memberikan dukungan terhadap yen, mata uang ini masih mengalami kesulitan di tengah menurunnya minat carry trade dan semakin lebarnya kesenjangan antara suku bunga lokal dan AS.

Bank Indonesia (BI) kembali menekankan tiga tantangan utama yang perlu dicermati oleh pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dalam beberapa tahun ke depan.

Ketiga tantangan tersebut antara lain meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara Tiongkok dan Amerika Serikat serta bergesernya sumber pertumbuhan ekonomi dunia.

Kemudian, pengembangan hilirisasi bernilai tambah tinggi untuk menopang ketahanan pangan, energi maupun sumber daya alam lainnya guna mendukung ketahanan ekonomi nasional. Serta membuka kerjasama perdagangan dan investasi dengan skema yang menguntungkan, dapat mengoptimalkan hilirisasi, dan mampu memberdayakan sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Sementara itu, untuk perdagangan besok, Selasa (19/9/2023) Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.350 hingga Rp15.430 per dolar AS. 


Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper