Bisnis.com, JAKARTA — Musim liburan dan peningkatan wisatawan asing yang datang ke Indonesia belum mampu mendongkrak kinerja emiten minuman beralkohol (minol) yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Setidaknya ada empat emiten minol yang resmi melantai di Bursa, PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA), PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk. (BEER) dan PT Hatten Bali Tbk. (WINE). Bursa juga akan kedatangan emiten baru minol PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) yang sedang dalam masa bookbuilding.
Analis Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan meski industri minuman beralkohol bergantung pada akhir tahun yang merupakan musim liburan, namun itu belum tentu mampu mengerek kinerja emiten. Hal tersebut terkait dengan pangsa pasar lokal yang masih terbatas.
“Kecuali emiten-emiten ini orientasinya ekspor, kalo lokal masih terbatas [perdagangannya] di Indonesia,” jelasnya menjawab pertanyaan Bisnis, Selasa (12/9/2023).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan wisatawan asing yang datang ke Indonesia pada musim liburan akhir tahun terutama Desember melonjak. Catatan BPS dalam lima tahun terakhir periode Desember - Januari jumlah wisatawan asing yang datang cenderung lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Sebelum pandemi covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat diberlakukan tepatnya Januari 2019 dan Desember 2019 jumlah wisatawan asing tercatat di atas 1,2 juta orang. Pada Januari 2020 juga BPS masih mencatatkan angka wisman yang besar yaitu sebanyak 1,29 juta.
Baca Juga
Setelah pemberlakuan PPKM, wisman yang masuk anjlok bahkan di musim liburan pada desember 2020 yang tercatat sebesar 164.079 orang. Begitu juga pada tahun 2021, wisman yang tercatat pada Januari dan Desember masih tercatat sekitar seratus ribuan orang.
Peningkatan wisman mulai terjadi di Desember 2022 saat PPKM mulai dilonggarkan. BPS mencatatkan wisatawan asing yang tercatat sebesar 952.469 orang. Sementara itu sepanjang 2023, wisatawan meningkat signifikan. Data terakhir pada Juni 2023 tercatat sebesar 1,12 juta.
Meski terdapat peningkatan yang signifikan sepanjang 2023, Robertus mengatakan kondisi wisatawan asing yang masuk juga belum mampu mendongkrak kinerja emiten minol.
Kinerja Emiten Minol Semester I/2023
Emiten milik Pemprov DKI Jakarta, DLTA meraih laba bersih sebesar Rp107,03 miliar pada kuartal II/2023. Capaian tersebut turun 9,5 persen jika dibandingkan perolehan kuartal II/2022 sebesar Rp118,39 miliar. Penjualan bersih sebesar Rp361,5 miliar atau turun 5,9 persen dibandingkan perolehan periode yang sama 2022 (yoy) sejumlah Rp384,52 miliar.
Pendapatan DLTA masih didominasi oleh pasar lokal sebesar Rp384,27 miliar sementara pasar ekspor tercatat sebesar Rp898,21 juta.
Kemudian emiten produsen Bir Bintang, MLBI mencatatkan Laba bersih MLBI selama Januari—Juni 2023 naik 16,10 persen dari Rp394,25 miliar menjadi Rp457,73 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan kenaikan laba ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan semester I/2023 yang mencapai 13,17 persen year-on-year (YoY) dari Rp1,32 triliun menjadi Rp1,50 triliun. Penjualan produk alkohol berdasarkan pasar domestik mencapai 13,03 persen YoY menjadi Rp1,49 triliun dibandingkan dengan Rp1,32 triliun pada semester I/2022. Adapun penjualan ekspor naik hingga 101,02 persen menjadi Rp3,14 miliar.
Sementara itu, emiten anyar WINE mencapai laba bersih sebesar Rp20,68 miliar, mengalami lonjakan yang sangat besar sebesar 341,88 persen dari Rp 4,68 miliar.
Kenaikan signifikan dalam laba ini utamanya disebabkan oleh peningkatan penjualan. Penjualan Hatten Bali tumbuh pesat sebesar 71,45 persen menjadi Rp110,09 miliar dari angka sebelumnya Rp64,21 miliar pada periode yang sama di tahun 2022.
Emiten anyar produsen minol merek Cap Tikus, BEER membukukan laba bersih tahun berjalan naik 34,42 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp8,62 miliar, dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp6,42 miliar. Melesatnya laba bersih BEER didorong kenaikan penjualan bersih 10,29 persen yoy menjadi Rp25,37 miliar dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp23,007 miliar.
Secara rinci, pendapatan BEER ditopang dari penjualan lokal pihak berelasi sebesar Rp36,23 miliar dan penjualan lokal pihak ketiga sebesar Rp1,35 miliar. Jika ditotal, penjualan BEER tercatat sebesar Rp37,61 miliar.
Semarak emiten minuman keras yang melantai di Bursa Efek Indonesia akan bertambah dengan emiten baru, STRK.
STRK menawarkan saham baru sebanyak 1,18 miliar setara dengan 11,01 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor oleh perusahaan setelah IPO. Saham-saham tersebut memiliki nilai nominal sebesar Rp12 per saham.
Selama periode bookbuilding, harga penawaran IPO berada dalam kisaran Rp100 hingga Rp119 per saham. Sebagai bagian dari tawaran IPO, STRK juga merilis 3.245.000.000 waran seri I.
Berdasarkan prospektus, STRK terafiliasi konglomerat Christopher Sumasto Tjia, pemilik PAM Group. Susunan pemegang saham STRK sebelum IPO terdiri dari PT Barito Mas Sukses 85,74 persen, Christopher Sumasto Tjia 0,63 persen, Felicia Mega SD 3,14 persen, Suhendra Widjaja 3,67 persen, Fanny Setiadi Faizal 3,41 persen, dan Constantius Kadarisman 3,41 persen.