Bisnis.com, JAKARTA – Emiten unggas yang didirikan taipan Handojo Santosa PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) merubah perjanjian fasilitas pinjaman dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) untuk keperluan modal kerja.
JPFA mengganti ketentuan pada fasilitas pinjaman kredit revolving hingga Rp3 triliun dan perjanjian pinjaman berjangka hingga Rp2 triliun yang sebelumnya ditandatangani pada 28 Agustus 2019, menjadi fasilitas kredit revolving dari BCA hingga Rp1,5 triliun.
“JPFA dan PT Santosa Utama Lestari telah meningkatkan pinjaman jangka pendek di BCA dari Rp600 miliar, menjadi Rp950 miliar untuk keperluan modal kerja,” kata Executive Director and Chief Executive Officer Japfa Ltd Tan Yong Nang, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Singapura (SGX), Selasa (12/9/2023).
Pada fasilitas pinjaman JPFA ini melekat pembatasan atau covenant yang membatasi perubahan pengendali atas perusahaan yang terkait dengan Keluarga Renaldo Santosa dan Gabriella Santosa.
Seperti diketahui, Keluarga Santosa mengendalikan 30 persen saham Japfa Ltd, atau pemegang saham tunggal terbesar, sedangkan Japfa Ltd menggenggam lebih dari 50 persen saham JPFA.
JPFA melaporkan total penjualan selama semester I/2023 sebesar Rp24,15 triliun. Meskipun penjualan selama Januari—Juni 2023 turun 1,34 persen daripada semester I/2022 yang menembus Rp24,48 triliun, tetapi penjualan kuartal II/2023 yang mencapai Rp12,39 triliun naik 5,37 persen daripada kuartal I/2023 sebesar Rp11,76 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan segmen penjualan, peternakan komersial menjadi kontributor terbesar selama paruh pertama 2023 dengan sumbangan mencapai Rp9,83 triliun atau naik 2,15 persen year-on-year (YoY). Kenaikan kuartalan segmen ini mencapai 20,41 persen dari Rp4,46 triliun menjadi p5,37 triliun.
Sementara itu, segmen pakan ternak sebagai kontributor terbesar kedua turun 4,54 persen YoY menjadi Rp6,56 triliun. Penjualan pakan ternak pada kuartal II/2023 juga masih terkontraksi 14,42 persen dari Rp3,53 triliun pada kuartal I/2023 menjadi Rp3,02 triliun.
Dari sisi bottom line, Japfa melaporkan laba bersih sebesar Rp88,97 miliar atau turun 92 persen dibandingkan dengan Rp1,11 triliun pada semester I/2022. Laba pada paruh pertama 2023 disumbangkan oleh keuntungan yang diakumulasi pada kuartal II/2023 sebesar Rp338,90 miliar, dibandingkan dengan rugi pada kuartal I/2023 sebesar Rp249,92 miliar.
Adapun saham JPFA terdepak dari daftar indeks LQ45 yang berlaku efektif sejak Agustus 2023 hingga Januari 2024. Saham JPFA bersama PT Timah Tbk. (TINS) terlempar dari daftar indeks LQ45, kemudian digantikan oleh saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).
Hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (12/9/2023), saham JPFA stagnan di level Rp1.260 dibandingkan kemarin. Price to earning ratio (PER) JPFA sebesar 90,12 kali dengan price to book value ratio (PBVR) 1,20 kali. Kapitalisasi pasar JPFA bertengger di Rp14,78 triliun.