Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 65 perusahaan baru telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Jumat (8/9/2023). Analis melihat masih terdapat saham-saham yang menarik untuk dicermati dari emiten-emiten yang melakukan IPO.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan di tengah tingginya tingkat suku bunga akibat inflasi, IPO merupakan salah satu alternatif pendanaan yang akan sering digunakan karena tingginya suku bunga pinjaman.
"Untuk menilik prospek yang menarik, tentu kita harus kaitkan dulu dengan situasi dan kondisi secara global, kemudian dalam negeri," kata Nico, Jumat (8/9/2023).
Setelah itu, lanjutnya, investor juga bisa memperhatikan rencana bisnis yang sedang dikerjakan pemerintah, karena biasanya hal ini menjadi nilai yang positif bagi emiten.
"Contohnya seperti pemerintah yang sedang fokus mengerjakan (electric vehicle) EV, tentu sektor EV akan berpeluang emas untuk bisa bersinar di tahun ini. Setelah itu korelasikan dengan sektor yang berkaitan, dari sektorlah kita bisa memilih saham," ucapnya.
Tapi, lanjut Nico, tidak berhenti sampai di situ, investor harus memilih saham mana yang memiliki fundamental yang baik dan memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang, dengan prospek bisnis yang dimilikinya.
Baca Juga
Sebagai informasi, sampai dengan Jumat, 8 September 2023, jumlah IPO sudah mencapai 65 emiten. Adapun, rekor jumlah IPO terbanyak tercatat pada 1990 dengan 66 emiten yang melantai sepanjang tahun.
Sementara itu, hingga 1 September 2023 terdapat 26 perusahaan yang berada dalam pipeline IPO BEI. Apabila perusahaan merealisasikan rencana IPO tahun ini, maka total emiten baru yang melantai di BEI akan mencapai 91 perusahaan.
____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.