Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (7/9/2023). Saham berkapitalisasi pasar besar seperti BBRI, BMRI, hingga ASII terjun ke zona merah sesaat setelah pembukaan.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat pada posisi 6.996,09. IHSG sempat bergerak di rentang 6.980-6.999 sesaat setelah pembukaan.
Tercatat, 168 saham menguat, 140 saham melemah, dan 245 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp10.355 triliun.
Saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk. (HAJJ) menjadi saham top losers dengan turun 10 persen ke level Rp162 pada pembukaan perdagangan hari ini.
Sementara itu, saham berkapitalisasi pasar besar dibuka bervariasi, dengan saham BBRI melemah 0,45 persen ke level Rp5.550, AMMN naik 1,44 persen ke level Rp5.275, sementara saham BMRI melemah 0,83 persen ke level Rp6.000.
Kemudian saham ASII turun 0,77 persen ke level Rp6.475, ADRO turun 1,74 persen ke level Rp2.820, saham TLKM turun 0,53 persen ke level Rp3.770, dan saham GOTO menguat 2,20 persen ke level Rp93.
Baca Juga
Di sisi lain, emiten anyar PT Multitrend Indo Tbk. (BABY) resmi menjadi perusahaan tercatat ke-65 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023. Saham BABY naik 9,77 persen atau 26 poin menjadi Rp292 pada pukul 09.20 WIB, dari harga IPO Rp266.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG masih rawan terkoreksi atau terkonsolidasi di sisa pekan ini.
"Tetap waspadai potensi koreksi ke kisaran 6.950-6.980. Secara teknikal, potensi koreksi didasari oleh terbentuknya upper shadow panjang dari pergerakan Rabu (6/9/2023), Stochastic RSI terindikasi overbought, dan terdapat kecenderungan penurunan volume transaksi," kata Valdy dalam risetnya, Kamis (7/9/2023).
Dia melanjutkan pergerakan IHSG di Kamis (7/9/2023) akan dipengaruhi oleh data ekonomi penting regional dan domestik. Dari regional, nilai ekspor dan impor Tiongkok diperkirakan masih terkontraksi di Agustus 2023, meski lebih baik dibanding kontraksi di Juli 2023.
Surplus neraca dagang Tiongkok diperkirakan turun di Agustus 2023. Kondisi ini menurutnya mengindikasikan pemulihan konsumsi domestik di Tiongkok.
Selain itu, harga komoditas energi diperkirakan masih melanjutkan penguatannya. Di samping upaya pemangkasan supply, ekspektasi pemulihan demand dari Tiongkok turut memicu penguatan tersebut.
Valdy menuturkan saham komoditas yang masih berpotensi menguat, di antaranya PTBA, HRUM, PGAS dan INDY. Di samping saham komoditas, perhatikan potensi rotasi ke TLKM, INDF, ICBP, UNVR dan BRIS.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.