Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada sesi I hari ini, Selasa (5/9/2023), meski sempat menyentuh level 7.000. Analis saham melihat terdapat beberapa katalis yang akan membuat IHSG bertahan di level 7.000.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa tercapainya IHSG ke level 7.000 akan didasari pada kinerja ekonomi, baik di sisi makro maupun mikro.
"Dari makro misalnya dari ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa di atas 5 persen di 2023, setelah 2 kuartal pertama 2023 konsisten di atas 5 persen secara tahunan," kata Valdy kepada Bisnis, Selasa (5/9/2023).
Hal tersebut menurutnya juga harus didukung oleh indeks manufaktur yang tetap ekspansif dan indeks keyakinan konsumen yang tinggi, serta inflasi yang terkendali.
Dari eksternal, lanjutnya, IHSG dapat terdorong oleh stimulus fiskal oleh Pemerintah Tiongkok dan arah kebijakan moneter The Fed yang cenderung lebih akomodatif, bisa berdampak positif pada kinerja ekspor Indonesia. Pasalnya, net export merupakan salah satu kontributor dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara itu, CEO Edvisor Profina VIsindo Praska Putrantyo mengatakan penguatan IHSG akan tergantung dari sentimen rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS), China, dan domestik yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan.
Baca Juga
"Hal tersebut apakah membuat investor masih wait and see, atau justru sudah bersikap optimistis terhadap prospek kebijakan moneter ke depan, baik global maupun domestik," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, penguatan IHSG juga akan terdorong dari rilis kinerja emiten kuartal III/2023 jika secara rata-rata emiten mampu mencetak perbaikan dibanding semester I/2023. Selain itu, adanya kepastian batas plafon kebijakan suku bunga acuan The Fed, serta penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS juga akan membantu IHSG bertahan di level 7.000.
Pada penutupan sesi I hari ini, IHSG turun 8,4 poin atau 0,12 persen ke level 6.988,33. IHSG diperdagangkan pada rentang 6.980—7.014 pada perdagangan sesi I hari ini. Sebanyak 238 saham menguat, 247 saham melemah, dan 231 saham stagnan.