Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat jelang rilis data inflasi pagi ini, Jumat (1/9/2023). Saham BBRI-BBCA menopang laju IHSG.
IHSG naik 0,15 persen atau 10,73 poin menjadi 6.963,99 pada pukul 09.02 WIB. Terpantau 169 saham naik, 140 saham turun, dan 222 saham stagnan.
Saham BBRI dan BBCA menjadi yang paling laris, masing-masing naik 0,90 persen ke Rp5.600 dan naik 0,27 persen ke Rp9.200. Saham BMRI juga naik 0,83 persen ke level Rp6.075.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyampaikan pada perdagangan Kamis (31/8/2023) IHSG ditutup turun tipis -0,19 persen atau -13,4 poin di level 6.953,26.
"IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.935 –6.990," paparnya dalam keterangan resmi.
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Indonesia merupakan negara dengan inflasi yang terkendali. Adapun, hari ini BPS akan merilis data inflasi periode Agustus 2023.
Baca Juga
Inflasi Indonesia lebih rendah dari kebanyakan negara G20, Uni Eropa, bahkan Amerika Serikat. Seperti diketahui bahwa inflasi nasional pada Juli 2023 sebesar 3,08%.
Angka tersebut lebih rendah dari inflasi beberapa negara seperti India 7,44%, inflasi Inggris 6,8%, Jerman 6,1%, Italia 5,9%, dan Uni Eropa 5,3%. Hal ini tercapai berkat kerja sama dan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia dalam menjaga inflasi tetap terkendali
Dari mancanegara, perekonomian di Amerika Serikat (AS) tumbuh secara tahunan pada kuartal II-2023 sebesar 2,1%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tercatat tumbuh 2%.
Dari Asia, Biro Statistik Nasional China (NBS) merilis data untuk composite PMI di China pada bulan Agustus 2023 naik tipis ke level 51,3 dari level terendahnya di bulan sebelumnya di level 51,1, dan merupakan level terendah selama 7 bulan beruntun.
NBS juga merilis data untuk PMI manufaktur naik dari level 49,3 pada Juli 2023 menjadi 49,7 di bulan Agustus 2023, merupakan penurunan terendah sejak Maret 2023 akibat stimulus pemerintah China untuk meningkatkan konsumsi.
Dalam riset berbeda, analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi menyampaikan IHSG terlihat kembali melakukan koreksi teknikal untuk menguji support garis MA5 disertai volume.
Meski berpeluang melanjutkan koreksi-nya, namun selama bertahan diatas support garis MA20 maka berpeluang untuk kembali rebound dan membuat Higher High (HH) level.
Namun jika kembali breakdown support garis MA20 maka berpeluang untuk kembali melemah dan menguji support garis MA200-nya. Range pergerakan IHSG saat ini berada dikisaran 6900 hingga 7050.