Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir berjanji menuntaskan persoalan utang yang menimpa vendor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan BUMN Karya lainnya.
Erick menyatakan pihaknya dengan Komisi VI DPR RI sepakat untuk memprioritaskan perbaikan keuangan BUMN Karya ke depan. Adapun proses perbaikan itu disebut membutuhkan waktu selama tiga tahun.
“Akan ada transisi selama tiga tahun dan saya tentu komitmen bersama Komisi VI juga, masalah vendor-vendor ini kami harus bantu. Walaupun ini banyak kasus lama, tapi bukan berarti kami tidak coba cari solusi,” ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Ketua Umum PSSI tersebut juga menyampaikan Kementerian BUMN bersama Komisi VI DPR akan menyelesaikan permasalahan yang berkutat di lingkungan internal perusahaan.
Dia bahkan tidak menutup kemungkinan Kementerian BUMN dan Komisi VI bakal membentuk panja atau bahkan panitia khusus (pansus) untuk mendeteksi tindak pidana korups di dalam tubuh BUMN Karya ke depan.
“Kalau perlu kami buatkan Panja, Pansus, atau kami periksa siapa yang korupsi. Kalau di level bawahnya korupsi, ya tangkap saja. Saya setuju dan harus copot itu, masa menyusahkan rakyat,” kata Erick Thohir.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, dua emiten konstruksi pelat merah, yakni Waskita dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mencatatkan total utang kepada subkontraktor dan pemasok (vendor) senilai Rp12,08 triliun hingga akhir Juni lalu.
Menyitir laporan masing-masing perusahaan per 30 Juni 2023, total utang tersebut dikontribusikan oleh Waskita yang mencatatkan total utang kepada subkontraktor dan pemasok sebesar Rp6,43 triliun. Adapun utang milik WIKA mencapai Rp5,65 triliun.
Adapun, Waskita memiliki total utang usaha Rp7,17 triliun pada semester I/2023. Jumlah tersebut turun jika dibandingkan periode sama pada tahun lalu yang mencapai Rp7,44 triliun.
Adapun jumlah utang usaha ini disumbang oleh utang kepada pemasok sebesar Rp4,18 triliun, subkontraktor mencapai Rp2,25 triliun, utang sewa alat Rp352,88 miliar, upah kerja sebesar Rp201,56 miliar, dan lain-lain mencapai Rp190,99 miliar.
Selain itu, Waskita membukukan total utang atau liabilitas senilai Rp84,31 triliun. Jumlah tersebut meningkat 9,20 persen year-on-year (YoY) atau dari Rp77,2 triliun.
Perolehan liabilitas dikontribusikan oleh liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp22,79 triliun pada semester I/2023 atau meningkat 11,43 persen YoY. Adapun liabilitas jangka panjang mencapai Rp61,51 triliun alias terkerek 8,40 persen.