Bisnis.com, JAKARTA – Anak usaha Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel sempat melejit ke posisi Rp760 pada saat pembukaan perdagangan sesi I, Senin (28/68/2023).
Tim Analis MNC Sekuritas menilai secara teknikal, saham MTEL memberikan sinyal penguatan yang tercermin sinyal dari garis MA50 hampir memotong MA100. Sinyal ini diperkuat dengan peningkatan volume pembelian oleh investor.
Maka itu mereka menetapkan harga MTEL dalam jangka pendek bisa ke Rp750 dan Rp770. Target tersebut merupakan level resistance MTEL yang terdekat. Adapun investor disarankan untuk memasang posisi stop jika saham MTEL bergerak ke bawah Rp675.
MNC Sekuritas merekomendasikan buy on weakness pada range Rp690-710. Kendati demikian, saham MTEL bergerak melemah setelah pembukaan ke posisi Rp735 per saham.
Adapun nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp20 miliar dengan jumlah frekuensi perdagangan mencapai 5.834 kali. Jumlah saham yang beredar pun sebesar 27 juta unit.
Berkaca dari performa pekan lalu, MTEL bergerak sideways pada rentang Rp710-Rp745. Pada Jumat pekan lalu, saham MTEL melesat 30 poin atau 4,95 persen ke level Rp745. Seiring dengan kenaikan saham, volume perdagangan juga melesat menjadi 69,32 juta saham senilai Rp51,01 miliar. Ini merupakan volume harian terbesar dalam sepekan dan keempat terbesar dalam sebulan.
Baca Juga
Dalam sebulan terakhir, MTEL menguat 11,19 persen melampaui kedua pesaingnya. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tercatat menguat 8,9 persen dan PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) ditutup stagnan pada pergerakan bulanan.
Sebagai informasi, Mitratel sampai dengan Juni memiliki 36.719 menara naik 27,6 persen yoy. Sejalan dengan peningkatan jumlah menara, jumlah tenant meningkat 24,6 persen menjadi 54.718 tenant.
Lokasi menara telekomunikasi Mitratel sebanyak 15.354 di Jawa dan 21.365 menara berada di luar Jawa atau sekitar 58 persen dari total menara. Dari sisi tenancy, penambahan tenant di luar jawa sebesar 26 persen, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar 22 persen.
Pada akhir Juni 2023 total aset fiber optic milik Mitratel tercatat 27.269 km termasuk hasil dari akuisisi fiber sepanjang 6.012 km pada akhir 2022. Hal ini menjadi pendorong penambahan pendapatan sebesar Rp86 miliar dari bisnis tower fiberization.
Dalam konsensus analis Bloomberg pada Juli lalu, 100 persen analis yang terdiri dari 18 sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga rata-rata mencapai Rp937 per saham. Dengan begitu terdapat potensi upside sebesar 38 persen jika dibandingkan dengan harga saat itu Rp675, Jumat (7/7/2023).
Genap sebulan, jumlah sekuritas yang berani menaruh rekomendasi beli bagi Mitratel bertambah menjadi 23 perusahaan. Adapun yang merekomendasikan jual atau tahan tidak ada sama sekali.
Konsesus sepakat saham MTEL setidaknya dapat menyentuh harga rata-rata sebesar Rp915. Terdapat potensi kenaikan 25 persen dibandingkan penutupan kemarin, Senin (21/8/2023), sebesar Rp720.
Beberapa sekuritas yang merekomendasikan beli saham MTEL diantaranya adalah Macquarie dengan target Rp900, Mandiri Sekuritas Rp1.000, dan JP Morgan sebesar Rp910.