Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Grup Bakrie-Salim PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) makin optimistis mendorong penjualan emas seiring dengan proyeksi harga emas yang dipercaya terus menguat.
Kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil membuat BRMS yakin harga emas akan meningkat hingga akhir tahun. Terlebih adanya katalis dari FOMC Meeting yang masih dijadwalkan tiga kali lagi, emas disebut menjadi salah satu pilihan investasi yang paling aman.
“Kami tidak khawatir. Dapat kami sampaikan, institusi international menyebut bahwa emas akan berada di atas US$2.000 per troy ounce, sementara institusi domestik menyatakan harga emas bisa ke US$2.100 per troy ounce di 2023 ini,” jelas Direktur BRMS Herwin Hidayat dalam pemaparan publik, Kamis (24/8/2023)
Naiknya kapasitas produksi serta harga emas yang diramal akan tetap berkilau menjadi keyakinan BRMS terhadap peningkatan laba bersih dan pendapatan tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan, BRMS mencatat peningkatan signifikan dalam pendapatan dan laba selama semester pertama tahun 2023.
BMRS berhasil mencapai pendapatan sebesar US$15,83 juta atau setara dengan Rp238,10 miliar (dengan kurs jisdor Rp15.035). Capaian tersebut menandai peningkatan sebesar 186 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai US$5,53 juta.
Baca Juga
Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh penjualan emas yang melonjak hingga 203 persen, mencapai US$14,89 juta, yang setara dengan Rp223,07 miliar, sementara pendapatan dari segmen tambang mencapai US$1 juta atau sekitar Rp15 miliar.
Sementara itu, beban pokok pendapatan juga meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan. Beban pokok pendapatan mencapai US$6,93 juta atau sekitar Rp104,24 miliar, yang merupakan peningkatan sebesar 186,73 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai US$2,41 juta.
Laba bersih sebelum pajak mencapai US$5,23 juta atau sekitar Rp78,67 miliar, menunjukkan pertumbuhan sebesar 124 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai US$2,33 juta.
Selain itu, laba bersih juga tumbuh sebesar 44 persen menjadi US$5,63 juta atau sekitar Rp84,72 miliar dibandingkan dengan semester pertama tahun sebelumnya, yang mencapai US$3,91 juta.
Melonjaknya kinerja keuangan dan produksi emas BRMS seiring dengan beroperasinya pabrik kedua yang berlokasi di Palu.