Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,09 persen sehingga parkir di 6.866,03 pada perdagangan Senin (21/8/2023). Bayan Resources (BYAN) dan Alfamart (AMRT) memimpin kenaikan di deretan saham berkapitalisasi jumbo, sementara GOTO menjadi yang paling boncos.
Indeks komposit sempat mencapai posisi tertinggi di 6.890,27 dan terendah di 6.860,52 sepanjang sesi perdagangan. Sebanyak 218 saham ditutup parkir di zona hijau, 312 saham melemah, dan 218 saham lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.
Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia ditutup bervariasi. Nikkei 500 menguat 0,22 persen, tetapi Shanghai komposit melemah 1,24 persen dan Hang Seng turun 1,82 persen. Di Korea Selatan, KOSPI naik 0,17 persen dan KOSDAQ menguat 1,30 persen.
Berdasarkan sektor, IDX Energy ditutup paling tinggi dengan kenaikan 1,95 persen. Kemudian industri dasar 0,78 persen dan industri menguat 0,36 persen.
Sementara itu, sektor transportasi turun 0,69 persen, kesehatan melemah 0,55 persen dan properti terkoreksi 9,89 persen.
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi jumbo, saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) memimpin kenaikan dengan harga saham yang menguat 4,35 persen ke Rp18.575. Kemudian disusul PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang naik 3,10 persen dan AMMN menguat 2,69 persen.
Baca Juga
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) justru melemah dengan koreksi 4,35 persen. Kemudian disusul BBRI yang melemah 1,35 persen dan BBCA turun 0,81 persen.
Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset tengah hari menyebutkan IHSG bergerak menguat ketika bursa regional Asia cenderung mixed. Pasar tampaknya menahan aktif bertransaksi di pasar saham menjelang pidato Ketua The Fed Jerome Powell di simposium tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming akhir pekan. Di sisi lain, kondisi ekonomi China masih memprihatinkan.
Pidato Jerome Powell diperkirakan memberi sinyal arah kebijakan moneter The Fed dalam melawan inflasi. Sebelumnya, Bank Sentral AS memberi sinyal akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama karena risiko kenaikan inflasi tetap ada.
Sementara itu, People's Bank of China menurunkan suku bunga dasar pinjaman satu tahun sebesar 10 basis poin ke 3,45 persen, tetapi suku bunga dasar pinjaman lima tahun tidak berubah di 4,2 persen.
Keputusan ini diambil setelah bank sentral China mendesak lembaga-lembaga keuangan pada akhir pekan lalu untuk meningkatkan pinjaman guna menopang perekonomian. Sebelumnya, bank sentral China berjanji untuk melepaskan lebih banyak likuiditas bagi perekonomian, di tengah aktivitas bisnis yang melambat, prospek deflasi yang berkembang, dan kinerja perdagangan yang lemah.
Namun demikian, pasar tampaknya masih menanti langkah konkret pemerintah dan bank sentral China dalam merealisasikan dukungan stimulus untuk memulihkan ekonomi.
Dari dalam negeri, pasar juga menanti sejumlah rilis data ekonomi nasional yaitu current account kuartal II/2023 yang secara konsensus diestimasi mengalami surplus US$1,5 miliar meskipun mengalami perlambatan daripada kuartal I/2023 sebesar US$3 miliar.