Bisnis.com, JAKARTA – Executive Chairman MNC sekaligus Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, tercatat sebagai bakal calon legislatif untuk Pemilu 2024. Langkah politiknya terjadi di tengah melemahnya kinerja PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).
Informasi majunya Hary Tanoe sebagi bacaleg Pemilu 2024 diketahui usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) merilis daftar calon sementara (DCS) anggota DPR RI pada Sabtu (19/8/2023).
Dari daftar tersebut, Hary Tanoe diketahui akan menjadi bacaleg dari daerah pemilihan Banten III dengan nomor urut pertama. Sementara itu, istrinya, Liliyana Tanaja Tanoesoedibjo juga terdaftar sebagai bacaleg DPR RI Perindo dari daerah pemilihan Jawa Timur.
Di sisi lain, langkah Hary Tanoe untuk maju sebagai bacaleg terjadi di tengah melemahnya kinerja keuangan MNCN sepanjang paruh pertama tahun ini.
Menyitir laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2023, MNCN membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp746,19 miliar. Jumlah ini menurun 37,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).
Selaras dengan penurunan laba, perolehan pendapatan usaha juga terkoreksi 15,7 persen YoY menjadi Rp4,44 triliun. Adapun penyebabnya dikontribusikan oleh penurunan iklan nondigital alias konvensional yang ambles 25,89 persen YoY menjadi Rp2,53 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, pendapatan yang bersumber dari iklan digital hanya mencapai Rp1,35 triliun atau tumbuh tipis 0,55 persen secara tahunan. Alhasil jumlah pendapatan iklan MNCN secara total terkoreksi 18,44 persen YoY menuju angka Rp3,88 triliun.
Pendapatan usaha dari segmen lain juga mengalami penurunan. Segmen konten dan intellectual property (IP), misalnya, mencapai Rp727,78 miliar alias turun 12,92 persen YoY. Sementara itu,pendapatan subscription turun 5,16 persen secara tahunan menjadi Rp249,03 miliar.
Pada periode yang sama, MNCN membukukan beban langsung sebesar Rp2,29 triliun. jumlah ini turun 0,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba kotor perseroan terkoreksi 27,41 persen YoY menjadi Rp2,14 triliun.
Di sisi lain, aset MNCN tercatat naik 0,07 persen year-to-date (YtD) menjadi Rp22,43 triliun pada paruh pertama tahun ini. Kenaikan tersebut diikuti liabilitas sebesar Rp1,69 triliun atau terkoreksi 32,67 persen, dan ekuitas tumbuh 2,08 persen YtD menjadi Rp20,74 triliun.
MNCN memandang melemahnya pendapatan yang diakumulasikan sepanjang paruh pertama 2023 merupakan dampak berkelanjutan dari implementasi analog switch off (ASO) di Indonesia, yang kemudian diikuti dengan melunaknya belanja iklan.
“Kami tidak dapat mengabaikan fakta bahwa analog switch off berdampak besar pada stasiun TV kami,” ujar Hary Tanoe dalam keterbukaan informasi beberapa waktu lalu.
Meski demikian, dia menyatakan bahwa terlepas dari tekanan yang dihadapi industri TV free-to-air (FTA), MNC dinilai masih memberikan konten berkualitas bagi pemirsa di Indonesia.
Hal itu terlihat dari kue iklan yang didominasi oleh MNCN hingga 46,1 persen. Selain itu, pangsa pemirsa yang dibukukan perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini juga mencapai 43,1 persen selama jam prime time.
Hary Tanoe menyatakan MNCN juga telah mendapatkan banyak kesempatan dan kemitraan, serta merambah ke bisnis hiburan, seperti konser, gim, dan usaha lainnya. Upaya ini ditempuh agar perseroan mampu mempertahankan keberhasilannya.