Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi IHSG Pekan Depan Cenderung Melemah, Ini Sederet Pemberatnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan 21-25 Agustus 2023 diprediksi akan bergerak sideways dan cenderung melemah.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan 21-25 Agustus 2023 diprediksi akan bergerak sideways dan cenderung melemah pada rentang 6.815-6.910, setelah ditutup terkoreksi pada akhir pekan ini.

Sederet katalis mempengaruhi pergerakan IHSG pekan depan, salah satunya yakni Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 23-24 Agustus 2023.

Pada akhir pekan ini, IHSG ditutup melemah 0,59 persen sehingga parkir di 6.859,91 pada perdagangan Jumat (18/8/2023) sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap perkembangan ekonomi China.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan, pelemahan IHSG sejalan dengan ekonomi China yang semakin mengkhawatirkan. Pertumbuhan penjualan ritel China secara tahunan mengalami perlambatan, pada Juli 2023 tercatat di level 2,5 persen setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 3,1 persen.

Alhasil, kondisi tersebut membuat harga komoditas logam mineral melemah, seperti nikel, timah dan tembaga. Sementara itu, Evergrande, perusahaan properti asal China mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) setelah gagal bayar utang (default) sebesar US$330 miliar.

"Pekan depan pada 21-25 Agustus 2023 katalis RDG Bank Indonesia (BI) berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG," ujar Ratih dalam riset, Minggu, (20/8/2023).

Menurutnya, meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08 persen, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75 persen pada pertemuan RDG Agustus mendatang.

Adapun, suku bunga sebesar 5,75 persen telah berlangsung sejak Januari 2023. Pertimbangan suku bunga yang masih di level tersebut, yaitu untuk menjaga inflasi dalam target 2-4 persen hingga akhir tahun dan meminimalisir depresiasi nilai tukar rupiah. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah kembali melemah, kurs Jisdor berada di level Rp15.308 per dolar AS (Jumat, 18/8/23) atau terdepresiasi minus 1,26 persen sejak awal Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS yang kembali naik menyusul sikap hawkish lanjutan dari The Fed minggu ini dan FOMC September mendatang.

"Penurunan nilai tukar turut berdampak pada capital outflow di pasar ekuitas domestik. Secata Month to Date (MtD) investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp16,8 triliun," jelasnya. 

Suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi memperlambat kinerja sektor yang sensitif terhadap katalis tersebut di antaranya sektor yang berbasis impor yaitu komponen otomotif dan segmen ritel dengan produk impor, emiten dengan bahan baku impor dan memiliki global bond. 

Sedangkan sektor yang kurang diuntungkan dengan tren suku bunga tinggi, yaitu sektor properti dan konstruksi.

Berikut Rekomendasi Saham Ajaib Sekuritas Pekan Depan:

(Buy) INDF di area Rp7.050 dengan target harga pada resistance di level Rp7.275 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.900. 

(Buy) MEDC di area Rp1.070 dengan target harga pada resistance di level Rp1.130 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.010.

(Buy) ITMG di area Rp28.050 dengan target harga pada resistance di level Rp29.250 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp27.500.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper