Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan penurunan jumlah pengguna pada semester I/2023, tetapi dengan nilai transaksi per pengguna yang meningkat.
Berdasarkan ikhtisar kinerjanya, GOTO menyampaikan keterlibatan konsumen yang konsisten hingga 30 Juni 2023. GOTO mencetak nilai transaksi bruto atau gross transaction value sebesar Rp143,7 triliun di kuartal II/2023, turun 5 persen dibandingkan kuartal II/2022 sebesar Rp150,5 juta.
Turunnya GTV ini terutama disebabkan oleh hasil dari pengurangan insentif dan beban pemasaran produk. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman seperti jumlah hari libur yang lebih tinggi di Indonesia pada bulan April dan Juni.
GOTO juga mencatatkan penurunan pengguna yang bertransaksi dalam 12 bulan terakhir, yakni sebanyak 53 juta. Pada akhir periode yang sama tahun lalu, GOTO mencatatkan pengguna yang bertransaksi sebanyak 67 juta pengguna.
Akan tetapi, meski jumlah pengguna turun, GOTO mencatat konsumen profitabel berkontribusi sekitar 75 persen dari total GTV.
Peningkatan keterlibatan konsumen terus meningkat seiring tumbuhnya belanja per pengguna atau belanja per konsumen menjadi Rp12 juta. Nilai ini meningkat 42 persen year on year dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8 juta per pengguna.
Baca Juga
Adapun GOTO mencatatkan rugi bersih pada kuartal II/2023 mencapai Rp3,3 triliun, berkurang sebesar 15 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Manajemen menjelaskan penurunan kerugian ini didorong oleh pendapatan yang baik, serta penurunan pengeluaran insentif dan pemasaran produk yang berkurang 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencerminkan penghematan sebesar Rp2,7 triliun pada kuartal ini.
Pada kuartal II/2023, manajemen menuturkan GOTO terus mengoptimalkan monetisasi dan mengurangi beban secara menyeluruh.
Pendapatan bruto GOTO meningkat 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp5,8 triliun, di tengah terus berlangsungnya pengurangan biaya insentif dan pemasaran produk sebesar 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Manajemen juga berkonsistensi dalam mengelola beban biaya dengan mengurangi praktek bakar uang. Beban iklan dan pemasaran serta insentif ke pelanggan juga berhasil ditekan sebesar 51 persen dan 32 persen.
Analis MNC Sekuritas Andrew Susilo menganggap GOTO itu dapat mengatasi tantangan menjaga market share tanpa praktik bakar uang. Menurutnya GOTO bisa leluasa melayani segmen konsumer loyal tanpa harus mengorbankan pengguna yang sensitif dengan harga.
“Profitable consumers terbukti membawa positif terhadap take rate, tapi untuk menggenjot GTV, memperbesar market share, dibutuhkan volume transaksi yang besar. Cara GOTO merebut kembali pelanggan lama nya adalah strategi brilian. Dua segmen pasar dilayani secara baik tanpa harus bakar uang berlebihan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah dalam catatahya menilai inovasi ini merupakan strategi cerdik GOTO dalam menjaga loyalitas pelanggan tanpa bakar uang berlebihan. “Ketika mengurangi biaya promosi, startup selalu dihadapkan pada dilema karena khawatir kehilangan pelanggan. Nah, terobosan GOTO ini menjadi unik. Pelanggan yang menginginkan biaya lebih hemat tetap di maintain tanpa menimbulkan ekses bakar uang seperti di masa lampau,” katanya.
Fitur Hemat, lanjut Piter, juga langkah tepat untuk keberlanjutan bisnis karena bukan dikategorikan sebagai promo yang bersifat sesaat. Jadi, ke depan, pelanggan akan terbiasa untuk tersegmentasi secara alamiah. Mereka yang menginginkan pelayanan lebih cepat, lebih nyaman atau lebih premium, akan dilayani dengan tarif lebih tinggi.
“Ini win win solution. Para mitra tidak berkurang jumlah pesanannya dan publik tetap bisa mengandalkan aplikasi untuk pemenuhan kebutuhan sehari hari. Sementara itu, GOTO sebagai pemilik platform, bisa memperbaiki fundamentalnya sehingga mampu menjaga konsistensi sebagai penggerak ekonomi digital di tanah air. Dan paling penting, publik bisa menilai GOTO punya visi yang jelas dalam mengakselerasi profit,” kata Piter