Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan ritel di bawah naungan Kanmo Group milik Manoj Bharwani PT Multitrend Indo Tbk. (BABY) segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham di kisaran harga Rp250-Rp266 per lembar saham.
Mengutip laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2022, Senin (14/8/2023), calon emiten yang akan menggunakan kode saham BABY ini membukukan laba bersih sebesar Rp59,72 miliar, berbanding positif dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencatat kerugian sebesar Rp34,46 miliar.
Kinerja berbalik laba perseroan ditopang oleh raihan pendapatan yang meningkat 25,32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp905,42 miliar, dibanding periode yang sama pada 2021 sebesar Rp722,46 miliar.
Di saat bersamaan, perseroan turun mencatat pertumbuhan beban pokok penjualan yang meningkat menjadi Rp447,5 miliar atau naik 19,24 persen dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada 2021 sebesar Rp375,26 miliar.
Hal ini membuat laba bruto perusahaan ikut meningkat 31,89 persen menjadi Rp457,91 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp347,19 miliar.
Sementara itu, dalam IPO, calon emiten yang bergerak di bidang retail fashion dan aksesoris bayi tersebut akan melepas sebanyak 600 juta saham baru atau 21,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal sebesar Rp25 per saham.
Baca Juga
BABY menetapkan harga saham perdana di kisaran Rp250-Rp266 per saham. Alhasil, perseroan berpeluang untuk meraup dana segar IPO sebanyak-banyaknya Rp159,6 miliar.
Bersamaan dengan IPO, BABY juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,42 miliar saham baru dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) kepada Blooming Years Pte. Ltd., yang diterbitkan berdasarkan CB Subscription Agreement pada 22 Juli 2022.
Pelaksanaan konversi CB itu setara dengan sebanyak-banyak 50,35 persen dari total modal disetor penuh setelah IPO. Seiring dengan pelaksanaan MCB dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam IPO, maka persentase kepemilikan masyarakat menjadi 21,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Sementara itu, terkait rencana penggunaan dana IPO, perseroan akan mengalokasikan sekitar 19,23 persen dana segar untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal. Sementara 81,77 persen dana lainnya akan digunakan untuk pengembanagan usaha dalam bentuk modal kerja, yaitu pembiayaan kebutuhan operasional, pembelian persediaan, pembayaran gaji karyawan, pembiayaan kegiatan operasional, hingga periklanan.
Adapun, perseroan akan mencatatkan saham perdana di BEI pada 7 September 2023. Perseroan pun telah memulai masa penawaran awal atau bookbuilding pada Senin (14/8/2023) dan akan berlangsung sampai 22 Agustus mendatang.
Sedangkan masa penawaran umum akan diselenggarakan pada 31 Agustus hingga 5 September 2023, sementara tanggal penjatahan dan distribusi akan dilaksanakan pada 5 hingga 6 September 2023.