Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan investor generasi milenial dan Gen Z memiliki mendominasi hingga 80 persen dari total investor di pasar modal Indonesia saat ini yang jumlahnya mencapai 11,5 juta.
Dia mengungkapkan hal yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 melesat 5,17 persen (year-on-year/yoy), hingga mengalahkan konsensus pasar, adalah konsumsi rumah tangga dan investor. Bahkan, pertumbuhan berbasis konsumsi masyarakat dan investasi dianggap lebih berkelanjutan daripada pertumbuhan ekspor.
"Jika tahun lalu ekspor yang memang tumbuh tinggi karena ekspor melonjak tinggi, tapi saat ini konsumsi rumah tangga menjadi 5,23 persen dan investasi 4,63 persen, di mana porsi dua mesin ini berkontribusi pada 80 persen. Artinya perekonomian berbasis konsumsi masyarakat dan investasi lebih berkelanjutan," jelasnya dalam acara Like It di Jakarta, Senin (14/8/2023)
Dia memaparkan terjadi tren menarik dimana investor generasi milenial dan Gen Z memiliki peranan yang semakin besar di pasar mol. Mereka menguasai 80 persen dari total investor di pasar saham, yang jumlahnya mencapai 11,5 juta orang atau sekitar 4,5 persen dari penduduk Indonesia.
"Capaian total 11,5 juta orang di pasar saham itu, naik 36 kali lipat, terhitung dalam kurun waktu 8 tahun atau sejak 2015," imbuhnya.
Pada kesempatan yang ama, OJK pun turut menyebut pihaknya tengah berfokus pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta akses ke jasa keuangan bagi masyarakat menjadi relevan dalam mencapai tujuan ini. Mulai dari upaya meningkatkan akses UMKM melalui berbagai produk keuangan dan dukungan perbankan.
Baca Juga
"Sementara itu, dari survei, kita itu tingkat inklusi tinggi sebesar 85,56 persen, tapi literasi pemahaman terhadap sektor keuangan dari jasa keuangan baru di kisaran 49 persen, gap-nya ini yang coba kita upayakan," kata Mahendra.
Sejauh ini, dia mengatakan OJK terus mendorong fasilitas, menjaga dan melindungi konsumen, mengawasi perilaku para perusahaan emiten, jas keuangan, perbankan, asuransi, pembiayaan hingga pinjaman online (pinjol).
Mahendra menambahkan untuk memperkuat basis ekonomi Indonesia secara berkelanjutan, pihaknya menyebut perbankan memberikan prioritas pada kredit UMKM dan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), terutama dalam menghadapi dampak perpanjangan restrukturisasi akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung hingga Maret 2023.