Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencatatkan penurunan laba bersih menjadi Rp4,61 triliun pada semester I/2023, sejalan dengan koreksi pada pendapatan.
Pendapatan ITMG pada semester I/2023 mencapai US$1,29 miliar atau setara Rp19,51 triliun (estimasi kurs Rp15.026 per dolar AS). Pendapatan tersebut lebih rendah daripada semester I/2022 yang menembus US$1,42 miliar atau sekitar Rp21,15 triliun.
Pendapatan bersih ini diperoleh dari anak usaha PT Indominco Mandiri (IMM) sebesar US$412,30 juta atau turun 9,64 persen daripada paruh pertama 2022 yang mencapai US$456,30 juta. Sementara itu, PT Trubaindo Coal Mining (TCM) berkontribusi US$345,53 juta atau turun 24,21 persen dibandingkan dengan semester I/2022 sebesar US$455,92 juta.
Berdasarkan segmen pasar, penjualan ke Taiwan, China, Hong Kong dan Korea menjadi kontributor terbesar dengan nilai US$452,79 juta. Kemudian pasar Asia Tenggara berkontribusi US$377,20 juta, Jepang sebesar US$231,90 juta dan pasar domestik US$205,53 juta. ITMG juga mencatatkan ekspor ke pasar Eropa dengan nilai US$31,74 juta dari US$0 pada semester I/2022.
Meningkatnya pendapatan ITMG juga turut menaikkan beban pokok pendapatan sebesar 25,07 year-on-year (YoY) menjadi US$840,94 juta dari US$672,38 juta.
Peningkatan beban pokok pendapatan ini membuat laba kotor ITMG tergerus 38,83 persen menjadi US$458,24 juta dari US$749,16 juta.
Baca Juga
Alhasil, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih ITMG turun 33,42 persen YoY dari US$460,68 juta pada semester I/2022 menjadi US$306,70 juta atau Rp4,61 triliun pada semester I/2023.
ITMG sebelumnya menargetkan volume penjualan pada tahun ini dapat mencapai 21,5 juta—22,5 juta ton atau tumbuh dua digit dari realisasi pada 2022. Perusahaan juga membidik ekspansi ekspor ke pasar Eropa pada tahun ini.