Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Valuasi Anjlok, Buyback Saham Ant Group Sepi Peminat

Warburg Pincus dan Canada Pension Plan Investment Board memilih keluar dari rencana pembelian kembali (buyback) saham Ant Group.
Salah satu karyawan di kantor Ant Group/Bloomberg
Salah satu karyawan di kantor Ant Group/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah investor global termasuk Warburg Pincus dan Canada Pension Plan Investment Board memilih keluar dari rencana pembelian kembali (buyback) saham Ant Group, setelah valuasi raksasa fintech China tersebut turun lebih dari 70 persen.

Mengutip sumber anonim Bloomberg, Selasa (8/8/2023), Carlyle Group dan GIC juga termasuk di antara pemegang saham asing yang tidak berpartisipasi dalam pembelian kembali saham Ant Group. Sementara itu beberapa manajer investasi termasuk Fidelity Investments dan T. Rowe Price Group, telah setuju untuk menjual kepemilikan saham mereka di Ant Group.

Para pengelola dana pensiun dan private equity yang mengambil bagian dalam putaran pendanaan awal untuk Ant Group pada 2018 menghadapi kerugian finansial yang cukup besar dari pembelian kembali setelah valuasi perusahaan anjlok usai penawaran umum perdana (IPO) dibatalkan pada tahun 2020.

Sebelumnya para manajer investasi diminta untuk menandai aset pribadi ke harga pasar untuk mencerminkan nilai wajar, meskipun kerugian apa pun akan tercatat di atas kertas dan dapat dikembalikan jika Ant pulih.

Ant Group yang didukung oleh miliuner Jack Ma pada Juli lalu mengumumkan rencana untuk membeli kembali sebanyak 7,6 persen sahamnya. Langkah ini sebagai upaya memberi investor kesempatan untuk mengurangi paparan terhadap perusahaan yang telah terjerat oleh tindakan keras peraturan pemerintah China selama bertahun-tahun.

Sebanyak 7,6 persen saham yang akan dibeli kembali tersebut dihargai dengan valuasi Ant Group sekitar 567,1 miliar yuan atau setara US$78,68 miliar. Nilai tersebut mencerminkan diskon 75 persen dari valuasi US$315 miliar pada 2020, yang kala itu berpeluang menjadi IPO terbesar di dunia.

Kekayaan Jack Ma pun mengalami penurunan seiring penyusutan nilai perusahaan Ant Group.

Menurut Bloomberg, taipan yang berusia 58 tahun ini memiliki kepemilikan saham sebesar 9,9 persen atau sekitar US$4,1 miliar pada Juli 2023, yang setara Rp61,9 triliun lebih rendah daripada hampir setahun yang lalu.

Penilaian ini didasarkan pada pembelian kembali saham, perkiraan rata-rata analis, dan penilaian dari Fidelity Investments.

Jack Ma juga telah kehilangan kendali atas Ant Group, dan nilai kepentingan ekonominya dalam perusahaan tersebut berkurang seiring waktu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper