Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 36 perusahaan yang masuk ke dalam daftar antrean atau pipeline penawaran umum perdana saham (IPO). Mayoritas dari perusahan-perusahaan tersebut, adalah yang bergerak pada sektor konsumer siklikal dan non siklikal.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa 10 perusahaan yang masuk ke pipeline IPO memiliki aset skala besar di atas Rp250 miliar.
Kemudian, 22 perusahan merupakan perusahaan aset skala menenangah atau di antar Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sedangkan 6 perusahaan lainnya digolongkan sebagai perusahaan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar.
36 perusahaan tersebut menurut sektornya didominasi oleh konsumer siklikal dan non siklikal masing-masing 22,22 persen atau sebanyak 8 perusahaan.
Kemudian disusul oleh sektor properti dan real estate sebesar 11,11 persen atau sebanyak 4 perusahaan. Lalu sektor basic materials, energy, healthcare, dan teknologi dengan masing-masing 3 perusahaan.
Adapun, Nyoman mengatakan bahwa 4 emiten baru akan melantai di papan utama BEI pada pekan ini. Keempatnya adalah PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk. (GRIA), PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR), PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL), serta PT Paperocks Indonesia Tbk. (PPRI).
Baca Juga
BEI pun optimistis untuk dapat mencatatkan lebih banyak efek baru pada 2023. Diharapkan, jumlah pencatatan efek baru dapat melampaui target yang ditetapkan yakni sebanyak 57 emiten.
"Mudah-mudahan dari total perusahaan tercatat tahun ini memecahkan rekor lagi karena jumlahnya hari ini sudah 55 perusahaan, harapan kami bisa memecahkan rekor," ujarnya ditemui di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2023).