Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Kamis (3/8/2023) ke 6.844,88 di tengah sentimen negatif eksternal dan pelemahan bursa global pada Rabu (2/8/2023).
IHSG melemah 0,14 persen sesaat setelah pembukaan dan sempat menyentuh level terendah 6.839,74 dan tertinggi di 6.854,51. Sampai pukul 09.01 WIB, sebanyak 130 emiten mengawali perdagangan di zona hijau, 134 emiten melemah, dan 249 lainnya masih berada di harga yang sama dengan penutupan sesi perdagangan sebelumnya.
Indeks-indeks sektoral dibuka fluktuatif. Namun sektor kesehatan terpantau melemah 0,55 persen, kemudian sektor infrastruktur turun 0,37 persen dan konsumer cyclical melemah 0,14 persen.
Sektor energi terpantau menguat 4,38 persen, finansial naik 0,13 persen dan teknologi menguat 0,23 persen.
Dari saham-saham berkapitalisasi besar, emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) terpantau menguat 1,12 persen ke harga Rp900 per saham. Di belakangnya terdapat saham PT Amman Minerals International Tbk. (AMMN) yang naik 1,06 persen.
Saham konsumer AMRT dan UNVR menyusul dengan kenaikan masing-masing 0,35 persen dan 0,27 persen.
Baca Juga
Sementara itu, ASII terkoreksi 0,73 persen ke Rp6800. Selanjutnya ICBP turun 0,45 persen dan saham-saham perbankan seperti BBRI, BBNI dan BBCA juga bergerak di teritorial negatif.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya memperkirakan IHSG hari ini menguji support pada kisaran 6.830. Jika pelemahan lebih dalam, investor dapat memperhatikan lower-bound support di 6.780.
“Secara teknikal, bersamaan dengan pelemahan kemarin Rabu (2/8/2023), IHSG membentuk gap down sebagai indikasi potensi koreksi lanjutan,” tulis Phintraco.
Sentimen eksternal diperkirakan kembali menekan IHSG hari ini. Salah satunya dari penurunan U.S.'s long-term foreign currency issuer default rating menjadi AA+ dari AAA oleh Fitch Ratings. Penurunan tersebut didasari adanya kekhawatiran terhadap kondisi fiskal dalam 3 (tiga) tahun kedepan.
Hal di atas berpotensi meningkatkan kewaspadaan pelaku pasar. Di sisi lain juga dapat mendorong The Fed untuk lebih akomodatif, mengingat kondisi inflasi hampir mencapai target The Fed di 2 persen dan kondisi sektor tenaga kerja di AS yang relatif solid.
Pada perdagangan Rabu (2/8/2023) waktu setempat, mayoritas indeks Wall Street melemah dengan penurunan pada Nasdaq melampaui 2 persen setelah peringkat utang jangka panjang AS diturunkan Fitch Ratings.
Merespons sentimen yang sama, mayoritas indeks di Eropa melemah lebih dari 1 persen. Sentimen dari AS tersebut mengalihkan fokus pelaku pasar dari respons terhadap penurunan inflasi di Euro Area pada Juli 2023 dan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2023 di Euro Area yang lebih baik dari perkiraan.